Senderan Abrasi Pantai Pebuahan Diprioritaskan Tahun 2024

  29 Maret 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto: Kepala Dinas PUPR Kabuapten Jembrana I Wayan Sudiarta

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Beberapa warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana memasang spanduk kekecewaan terhadap pemerintah terkait senderan abrasi di pantai tersebut tidak kunjung diperbaiki. Salam isi tulisan di spanduk tersebut, warga menagih janji kepada Bupati Jembrana.

Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Kepala Dinas PUPR Kabuapten Jembrana I Wayan Sudiarta saat dikonfimasi di Kantornya, ia mengatakan, pihaknya sudah 2 kali mengusulkan terkait penanganan abrasi di Pebuahan secara administrasi melalui Balai Wilayah Sungai Bali Penida sejak tahun 2021.

“Kami juga sudah mempertegas lagi pada tahun 2022, kita fasilitasi karena itu merupakan kewenangan dari pemerintah pusat melalui Balai, itu kita tetap usulkan sepanjang 2 Km dengan anggaran kurang lebih Rp. 100 miliyar,” terangnya. Rabu (29/3/2023)

Menurutnya, selain anggarannya besar yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, arus di pantai Pebuahan memang sangat kuat, sehingga pemerintah pusat membuat perencanaan matang terkait dengan arsitektur kontruksi harus kuat. “Supaya tidak terjadi seperti kemarin, kalau pengerjaanya sebagian, sebelum pengerjaannya selesai, sudah dihantam lagi oleh ombak, itu kan percuma,” ujarnya.

Pengerjaan disana tidak bisa secara bertahap, lanjut Sudiarta, sekali dibangun harus selesai, agar tidak ada celah bagi ombak ataupun air untuk mengikis lagi. “Ini murni arus sangat kuat, sedangkan tanahnya labih merupakan tanah pasir dan agak dalam disana, itulah kendalanya. “Terkait hasil kominukasi kami, itu diprioritaskan di tahun 2024. Ini murni merupakan kewenangan pemerintah pusat, kiota hanya bisa memohon memfasilitasi agar itu bisa segera dilaksanakan,” ucapnya.

Lebih jelasnya Sudiarta mengatakan, terkait mencoba untuk membangun senderan sementara agar bisa menahan air laut tidak ke rumah warga, dirinya mengaku sudah pernah mencoba akan tetapi tetap hancur. “Kita sudah mencoba dulu sepanjang 280 meter dengan menggunakan teknologi pada tahun 2017 akan tetapi tidak bertahan juga habis juga di di gerus air laut,” pungkasnya. (BB)