Pemerintahan Harus Dikontrol Media, Mangku Pastika Sebut Kekuasaan Tak Dikendalikan Pasti Korup

  17 Oktober 2023 TOKOH Denpasar

Mantan Gubernur Bali yang kini menjabat sebagai Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Dalam rangkaian kegiatan reses, Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M melakukan pertemuan dan dialog santai dengan jajaran SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Provinsi Bali di gedung PWI Bali Lumintang Denpasar, Selasa (17/10/2023).

Dialog dibuka Ketua SMSI Bali Emanuel Dewata Oja (Edo) yang mengangkat tema “Peran Media Online dalam Mengimplementasikan Kebijakan Publik yang Akuntabel” serta dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Dalam kesempatan ini Ketua SMSI Bali Edo mengatakan wadah organisasi ini sudah terdaftar resmi di Dewan Pers.

Dalam diskusi ini mengemuka bahwa demokrasi saat kepemimpinan Mangku Pastika sebagai Gubernur Bali 2008-2018 dan keterbukaan informasi sangat baik. Bahkan Mangku Pastika dinilai pemimpin yang demokratis, tidak alergi dengan kritik dan terbuka menerima masukan.

Terkait kekuasaan, Mangku Pastika menegaskan harus dikendalikan dan kontrol power yang efektif itu adalah media. Menurutnya, kekuasaan yang berlama-lama apalagi tanpa kontrol dan dikendalikan cenderung korup. 

"Ingat kekuasaan tanpa kontrol dan tidak dikendalikan pasti korup. Bagaimana mau mengontrol wong selama 5 tahun saya baca koran isinya sama, jadinya saya males baca koran," sentil Mangku Pastika sambil tertawa.

Mangku Pastika menyebut dirinya mengerti kultur orang Bali ‘koh ngomong’ sehingga dirinya saat menjabat Gubernur Bali membuat simakrama termasuk PB3AS (Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja) sehingga bisa lebih efektif dan demokratis. 

"Ini sejalan dengan cita- cita reformasi. Saya sangat hargai kebebasan, karena kalau tidak bebas, dia akan terpasung, terjajah dan jadi bodoh. Ada teori hegemoni, sengaja dibikin bodoh, miskin agar gampang diatur,” sentilnya.

Dalam diskusi ini juga mengemuka banyaknya tantangan yang dihadapi media (online) dan perkembangan media (online) belakangan ini sarat dengan persaingan sehingga saat ini membuat kerja media cukup berat. Meski demikian, Mangku Pastika meminta media online profesional dan menjaga moral sehingga bisa tetap menjalankan fungsinya dengan baik. 

"Meski banyak media dan persaingan, yang penting jangan jalan sendiri-sendiri. Media harus bergabung biar jadi kuat seperti halnya SMSI ini serta penting pendidikan bagi anggota. Harus punya imajinasi dan kreativitas sehingga makin besar value-nya. Jangan seperti kacamata kuda dan jangan putus asa,” saran Mangku Pastika.

Mangku Pastika menyebut persharus bebas sebab kalau sudah dikooptasi jadi tumpul juga, meski mata terbuka tetapi tidak melihat dan telinga tidak mendengar. Pers merupakan perpanjangan telinga dan kecerdasan sehingga ini transformasi yang luar biasa dan akan sangat memudahkan.

"Wartawan itu kritis, cerdas, matanya terbuka untuk melihat, kupingnya terbuka mendengar. Ini sangat membantu saya, karena saya tak mungkin menjangkau sendirian,” sebutnya.

Mangku Pastika pun dalam diskusi ini menyampaikan alasan dirinya tidak maju lagi sebagai DPD RI) karena faktor usia dan faktor lainnya. "Saya sudah 72 tahun lebih, banyak lupa. Saya ingin beri kesempatan kepada yang muda. Saya juga melihat DPD tidak punya kewenangan apa-apa, anggota DPD hanya sebatas memberi rekomendasi," jelas Mangku Pastika.(BB).