Ini Cara Berkebun Vanili yang Baik Ala Kades Yehembang Kauh

  04 Juli 2020 TOKOH Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Begitu pandemi covid-19 mewabah di Indonesia termasuk Bali, sejumlah warga yang kehilangan pekerjaan pokok justru rame-rame menanan vanili. Hal ini dilakukan lantaran harga vanili basah maupun kering di pasaran sangat fantastik.

BACA JUGA : Satu Positif Covid-19, 10 Warga Yehembang Kauh Jalani Swab Tes

Namun sayangnya, tidak semua berhasil menanam vanili. Banyak dari mereka justeru gagal dan harus menelan kerugian jutaan rupiah. Sementara yang berhasil juga banyak, meskipun belum bisa memanen, namun dari pertumbuhan vanili yang ditanam cukup bagus bisa disebut berhasil.

Untuk mendapatkan hasil tanaman vanili yang dalam bahasa latin vlad leaped vanilla baik dan subur, I Komang Darmawan yang juga Perbekel (Kepala Desa) Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali siap membagikan ilmu cara menanam vanili yang baik buat warga yang berminat menekuni bisnis sampingan ini.

"Kunci utama yang perlu diperhatikan adalah kemauan dan keseriusan. Jika modal ini sudah dimiliki, tingkat keberhasilan pasti dicapai," ujarnya saat ditemui dikebun vanilinya, Sabtu (4/7/2020).

Lanjutnya, untuk menanam vanili menurutnya tidak perlu lahan yang luas. Cukup menyiapkan lahan kosong minimal 50 meter pesegi (lima are). Pastikan tanah agak rata dan bersih dari rumput atau gulma yang bisa mengganggu tanaman lainnya. Kemudian siapkan polibek atau pot plastik, pipa plastik, ukuran agak besar dan kecil serta serabut kelapa, jaring kawat dan jaring benang warna hitam agak tebal.

"Yang pertama dikerjakan adalah polibek atau pot ditanam setengah ke dalam tanah dengan pengaturan jarak 1x1 meter dengan yang lainnya," tuturnya.

BACA JUGA : Komplotan Pelaku Pencurian Meresahkan, Warga Apresiasi Kerja Polisi

Kemudian tanam pipa ukuran agak besar untuk tiang penyangga tanaman vanili. Tentunya viva palstik yang digunakan adalan viva berlubang agar bisa dialiri air. Jika semua polibek sudah ditancapi viva tiang penyangga, kemudian pipa-pipa tiang penyangga tersebut pada ujung-ujung atasnya disambungkan dengan viva ukuran kebih kecil yang berfungsi sebagai penyaluran air saat menyiram.

"Setelah pipa untuk tiang dan pipa penyalur air sudah terpasang dan tersambung satu sama lainnya, kemudian siapkan serabut kelapa. Serabut kelapa ini dibunakan untuk membungkus tiang penyangga tanaman vanili. Semakin tebal serabut kelapa semakin baik daya rekat akar vanili," imbuhnya.

Setelah serabut kelapa terpasang rapat dan tebal di semua tiang penyangga barulah langkah selanjutnya membungkus dengan jaring kawat. Tujuannya serabut kelapa tersebut tidak mudah lepas ikatan dari tiang penyangga. 

"Setelah itu barulah bibit vanili yang sudah hidup ditanam dalam pilibek dan batangnya diikatkan ke tiang-tiang berisi serabut kelapa. Bibit vanili yang baik tingginya minimal satu meter dan warga hijau tua, kalau daunnya kekuningan itu kurang baik," terangnya.

Perlu juga diingat menurut Darmawan, tanah dalam polibek haruslah tanah gembur dan subur dan dicampur dengan pukuk kandang. Tidak perlu menggunakan pukuk kimia. Jika sudah selesai menanam, penyiraman rutin dilakukan tiga hari sekali. Penyiraman dilakukan melalui saluran pipa kecil yang telah terhubung dengan tiang pipa seluruhnya. Ini juga bisa menghemat tenaga dan bisa dilakukan sendiri.

Diatas tanaman vinili ditutup dengan menggunakan jaring dari benang tebal warna hitam yang fungsinya untuk menjaga suhu atau kelembaban. Karena jika suhu terlalu panas akan berpengaruh dengan perkembangan pertumbuhan vanili. Dengan cara ini tidak memerlukan pohon perindang dan bisa mempermudah perawatan.

"Membersihkan rumput atau gulma dibawahnya juga sangat mudah dan tidak perlu banyak tenaga. Dengan cara ini tingkat keberhasilan tinggi dan vanili tunbuh subur dan tidak memerlukan pupuk kimia. Penyemprotan bisa dilakukan sepuluh hari sekali," jelsnya.

Dari saat menanam, jika perkembangan nornal satu atau satu setangah tahun berikutnya sudah mulai berbuah dan sudah bisa dinikmati hasilnya. Saat inj harga vanili basah dipasaran berkisar Rp 300 ribu bahkan sampai Rp 400 ribu. 

"Tapi tanaman vanili saya belum berbuah. Tapi jika dilihat pertumbuhannya tidak lama lagi pasti berbuah. Saat ini umurnya hampir enam bulan karena ditanam satu bulan sebelum covid 19," tutupnya.(BB)