Harga BBM Bikin Rakyat Menjerit, Mudarta Usulkan Sejumlah Solusi Bagi Pemerintah

  08 September 2022 OPINI Denpasar

Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Masyarakat belum "sembuh" dari derita kesehatan dan ekonomi akibat dihantam pandemi Covid-19, kini rakyat Indonesia kembali dibuat "sakit" oleh keputusan pemerintah dengan menaikkan harga BBM. Keputusan Pemerintah ini tentu membuat rakyat semakin menjerit dan terhimpit akibat dampak kenaikan BBM tersebut. 

Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta menilai di saat Covid-19 mulai terkendali dan disusul perekonomian yang mulai membaik, justru keputusan Pemerintah menaikkan harga BBM dapat kembali melemahkan daya beli masyarakat. 

"Masyarakat sudah begitu menjerit karena pandemi sekarang dibikin menangis karena harga BBM naik," kata Made Mudarta di Denpasar, Kamis (8/9/2022).

Mudarta memandang naiknya harga BBM dipastikan akan diikuti kenaikan harga barang-barang termasuk kebutuhan pokok. Kondisi tersebut menurut Mudarta, akan semakin memiskinkan rakyat yang memang sudah sangat susah akibat pandemi Covid-19. 

"Harga telur sudah naik, minyak goreng, kebutuhan lain pasti ikut naik, membengkak, pemerintah perlu cari cara menekan inflasi," kata Mudarta yang juga seorang pengusaha.

Politisi asal "Tanah Jegog" ini menyebut ekonomi Bali yang sempat mengalami kontraksi sangat dalam selama pandemi karena kunjungan wisatawan menurun drastis. Turbelensi ekonomi Bali ketika itu, saat ini sudah mulai menggeliat kendati belum sepenuhnya normal. 

Namun sayang, Mudarta menyentil keputusan menaikkan harga BBM dikhawatirkan akan kembali membuat perekonomian Bali yang hampir 75% sangat bergantung pada sektor pariwisata, akan kembali terjun bebas, alias nyungsep.

"Masyarakat sangat mengharapkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat, tapi kenaikan harga BBM ini pukulan telak bagi masyarakat," sentilnya.

Disisi lain, BLT atau bantuan langsung tunai yang disiapkan pemerintah pasca keputusan penyesuaian harga BBM, menurut Mudarta, sifatnya hanya sementara, tidak bisa untuk jangka panjang. 

"Bagaimana bisa meringankan (BLT, red), harga-harga barang sudah naik semua," keluhnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Mudarta pun menyodorkan sejumlah solusi kepada pemerintah. Solusi pertama, pemerintah bisa melakukan penghematan dan efisiensi. Kedua, pembangunan infrastruktur yang tidak terlalu penting bagi kehidupan primer masyarakat agar ditunda. 

"Pemerintah berani jor-joran begitu menambah utang untuk membangun, sementara pemerintah tidak berani menalangi kehidupan rakyatnya dengan memberi subsidi sebagai salah satu instrumen penting membantu rakyat, tapi itu kini semua terlewati, BBM sudah naik, ini pukulannya sangat telak," pungkas Mudarta.(BB).