Sukses di Bali, Togar Situmorang Awalnya Pengamen, Jualan Koran, Tukang Parkir, dan Kuli Sampah

  11 April 2020 TOKOH Denpasar

Togar Situmorang Pekerja Keras dan Sangat Pintar dimata Ibunda Rosma Uli Gultom

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Togar Situmorang, S.H., M.H., MAP.,  merupakan salah satu advokat terbaik dan sukses meniti karir di Bali. Bahkan, sepanjang waktu pamornya sebagai seorang konsultan hukum terus melesat seiring prestasinya dalam beracara hingga kepedulian sosialnya terhadap sesama di Pulau Dewata.

Tak heran jika sepanjang tahun 2019 lalu Togar Situmorang meraih banyak penghargaan. Mulai dari masuk daftar 100 Advokat Hebat versi Majalah Property&Bank hingga meraih penghargaan Indonesia Most Leading Award 2019 dan terpilih sebagai The Most Leading Lawyer In Satisfactory Performance Of The Year.

Namun siapa sangka, kiprah kesuksesannya sebagai kuasa hukum tidak ia raih dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Semua kisah perjalanan hidup advokat yang dijuluki "Panglima Hukum" seperti dalam pepatah "habis gelap terbitlah terang" terangkum apik dalam video biography Togar Situmorang ini dikupas tuntas. 

Beberapa "aktor kehidupan" yang terlibat dalam video biography-nya itu menceritakan bagaimana sosok Togar Situmorang mengarungi, menapak, dan menjalani kehidupannya sejak kecil yang sangat menderita, hingga saat di posisi sekarang sebagai seorang advokat yang sukses di pulau Bali. Kedatangannya ke Bali berkat petunjuk Tuhan yang berkali-kali menuntunnya agar pindah dari Jakarta. 

"Dia (Togar Situmorang) itu anak yang gampang diurus. Ia sangat disayang oleh teman-temannya dan ia anak yang pintar, pintar sekali, dia juga baik hati. Ia tidak pernah sombong atau tinggi hati, ia tetap anak yang baik," ucap Ibunda Togar Situmorang, Rosma Uli Gultom, membuka kisah video biography putranya. 

Togar Situmorang merupakan putra sulung dari 6 orang saudara dan sejak kematian ayahandanya (bapa), Lasman Situmorang dimana Alm Lasman Situmorang seorang Dokter Gigi dimana dizaman itu masih langka pasien dan dokter gigi tapi Alm Lasman Situmorang tidak buka praktek malah buka usaha Ban merk Dunlop di daerah Jl. Setia Budi II, Jakarta.

Kisah pun berlanjut ketika Togar Situmorang saat itu baru berusia 11 tahun, atau saat kelas 6 SD mau ke jenjang SMP. Ia mendengar kepergian bapa untuk selama-lamanya, Togar Situmorang kecil merasa shock dan menangis, meratapi bagaimana hidupnya bersama ibu dan ke-6 adik-adiknya.

Namun jiwa tegar ditunjukkan Ibundanya Rosma Uli Gultom dengan penuh kasih sayang terus memompa semangat dan motivasi putra sulungnya untuk tetap tegar, tabah, dan sabar menjalani hidup. 

"Dia (Togar Situmorang) berontak, dia nangis, sampai dia pukul itu tembok yang tinggi," tutur Rosma Uli Gultom ibunda Togar Situmorang mengenang masa pahit sepeninggal suaminya. 

Togar Situmorang lahir di Jakarta, 18 Agustus 1966 dan ditempa secara mental oleh kerasnya kehidupan di ibukota negara. Sepeninggal bapanya, Togar Situmorang kecil menjadi tulang punggung bagi ibu dan adik-adiknya. Hampir semua pekerjaan serabutan ia lakoni demi menyambung hidup dan menghidupi keluarga. Mulai dari jualan koran, pengamen, tukang parkir bahkan menjadi kuli sampah di daerah Sunter, Jakarta pernah ia geluti. 

"Saya sadar tidak dibekali warisan oleh orang tua. Jadi saya punya tekad harus bekerja banting tulang, yang penting bisa kerja yang halal bisa menghasilkan uang," kata Togar Situmorang kepada awak media di Denpasar. 

Pria keturunan Batak Medan Sumatra Utara dan telah lama menetap di Bali ini mengatakan, hidup di Jakarta dengan pekerjaan tidak tetap ditambah harus menghidupi ibu dan adik-adiknya, bukanlah perkara yang gampang ia jalani. Togar Situmorang yang sangat mencintai Bali ini mengaku tak pernah malu mengungkap yang sebenarnya bagaimana perjalanan hidupnya dari pahit getir kehidupan yang berujung manis seperti saat ini.  

"Tapi dengan kondisi saat itu makin memotivasi saya untuk bermimpi menjadi orang sukses. Tapi kesuksesan itu tidak pernah saya dapatkan di Ibukota Jakarta," kenangnya penuh haru. 

Pelan tapi pasti, Togar Situmorang sedikit demi sedikit mulai bisa memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik, dan tumbuh menjadi pribadi yang tergolong mapan. Namun Tuhan berkehendak lain. Di usia 35 tahun, Togar Situmorang mengaku mengalami kebangkrutan. Ditengah kekalutan dan kegalauannya ketika itu, ia pun memantapkan diri untuk hijrah ke Bali sesuai petunjuk Sang Pencipta.

"Di Bali saya bisa meraih mimpi menjadi seorang advokat. Disini (di Bali) saya bisa kuliah sampai tamat S-1 dan S-2. Bahkan saat ini saya mau menyelesaikan disertasi S-3 di Udayana (Universitas Udayana)," jelas Togar Situmorang yang juga Ketua Tim Hukum RS dr. Moedjito Dwidjosiswojo, Jombang, Jawa Timur.

Advokat dengan sederet prestasi dan penghargaan ini menyatakan, pembuatan video biography tentang perjalanan hidupnya bukanlah untuk pamer. Namun jauh dari itu, ada pesan-pesan edukasi bagi anak muda sekarang bahwa dalam mengarungi kehidupan saat ini harus kuat, tegar, dan jangan putus asa. Ia berpesan sayangi, hormati dan hargailah kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan hingga menjadi seperti saat ini. 

"Waktu itu adalah sangat berharga. Kalau kita masih diberi kesempatan hidup dengan orang tua baik ayah dan ibu gunakanlah waktu itu sebaik-baiknya karena waktu tidak akan pernah memihak kepada kita dan waktu tidak akan pernah menunggu kita. Jadi pergunakanlah waktu dengan baik untuk menyayangi kedua orang tua kita," pesan Togar Situmorang sekaligus Founder dan CEO Firma Hukum di Law Firm TOGAR SITUMORANG Jl. Tukad Citarum No. 5 A Renon (kantor pusat), Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Kesiman Denpasar (kantor cabang I) dan di Gedung Piccadilly Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Room Togar Situmorang (kantor cabang II).(BB).