Gede Ngurah Wididana: Tugas Pemimpin Adalah Melahirkan Pemimpin

  04 September 2018 TOKOH Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pemimpin sangatlah menentukan keberhasilan organisasi. Pemimpin yang kuat akan menghasilkan organisasi yang kuat pula.  Sebaliknya pemimpin yang lemah akan melemahkan organisasi. Pentingnya kepemimpinan sudah diketahui oleh pelaku bisnis, organisasi dan pemimpin itu sendiri.  
 
 
"Tidak ada cara lain bahwa untuk menghasilkan pemimpin itu, dia harus dibentuk," jelas Gede Ngurah Wididana di ruang kerjanya The Semberani Leadership Institute, Denpasar, Selasa (4/9).
 
Pemimpin yang memiliki karakter baik dibentuk dari keluarga yang baik dan utuh. Calon calon pemimpin dilahirkan dari didikan orang tua dari dalam keluarga, melalui pendidikan karakter, disiplin, kejujuran dan kerja keras.  Pendidikan karakter adalah pondasi kepemimpinan yang harus dibangun melalui proses pematangan jiwa calon pemimpin. 
 
Dalam hal ini, tugas kepala keluarga, ayah, ibu, nenek, kakek, atau orang yang dituakan di dalam keluarga harus bertanggung jawab melahirkan pemimpin yang berkarakter baik. Jika hal ini tidak dilakukan, maka pemimpin baru yang bertugas melanjutkan kepemimpinan organisasi, keluarga atau negara akan terputus.  
 
 
"Organisasi akan gagal melahirkan penerusnya, dan bersiap menghadapi kemunduran atau kebangkrutan," tegas Gede Ngurah Wididana.
 
Keikhlasan dan pengabdian pemimpin lama dalam bekerja dan berjuang untuk menghasilkan pemimpin baru melalui proses pendidikan formal dan informal, untuk membentuk pemimpin yang berkarakter, pintar dan berwawasan luas, merupakan perjuangan yang membutuhkan kesabaran. 
 
Lebih lanjut Gede Ngurah Wididana menjelaskan bahwa, pemimpin yang dibentuk melalui penempaan yang kuat akan menghasilkan pemimpin yang memiliki daya tahan, daya juang, kreatifitas dan keberanian yang tinggi untuk menyelesaikan masalah, menghadapi perubahan dan memenangkan persaingan. Orang tua akan merasa bahagia dan berguna hidupnya melihat pemimpin yang dilahirkannya berhasil meneruskan estafet kepemimpinannya. 
 
 
Sebaliknya, tidak ada rasa sesal dari orang tua yang melebihi dari kegagalannya dalam menghasilkan pemimpin baru, karena organisasi atau keluarga bisa dilihat hancur atau bangkrut di saat hari hari tuanya. "Pemimpin yang sukses adalah dia yang bisa menghasilkan atau mendidik lebih banyak lagi pemimpin pemimpin baru untuk melanjutkan visi organisasi," tegasnya.(BB)