Yusril Ungkap Rahasia Ketakutan Gubernur Ahok. Ini 2 Lawan Ditakuti Ahok!

  07 Agustus 2016 POLITIK Nasional

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Woro-woro Yusril Ihza Mahendra akan berlaga pada Pilgub DKI agak meredup, kalau tak ingin dikata gaungnya nyaris tak terdengar lagi. Yusril seperti menepi, atau justru tengah bersiasat.
 
Apa pun itu, toh Yusril diam-diam tetap mengintip dan memelihara peruntungan di pilgub DKI. Sejauh ini memang belum ada partai yang bersedia mengusungnya, tapi dia tetap percaya diri sebagai lawan paling potensial buat menjungkalkan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama atau calon lain.
 
Pantang bagi Yusril mengaku kalah sebelum "berperang". "Saya enggak ada takutnya," kata Yusril kepada Metrotvnews.com di kantornya, Ihza and Ihza Lawfirm, Jalan Casablanca Kav. 88 Kuningan, Jakarta Selatan.
 
Yusril tak menutup mata saat ini popularitas dan tingkat keterpilihan Ahok belum ada yang menyaingi, termasuk dirinya. Tapi itu bukan jaminan Ahok bakal melenggang di 2017. Ahok tetap ketar-ketir.
 
Yusril sedikit membuka kartu. Menurut dia, dari sekian banyak calon yang digadang-gadang akan bertarung di Jakarta, sejatinya Ahok hanya cemas dan takut dengan dua nama. Siapa dia? "Kalau enggak saya, ya Risma (Tri Rismaharini-Red.)," klaim Yusril.
 
Persoalan lain bagi Ahok, ya PDI Perjuangan. Partai pemilik 28 kursi, terbanyak, di DPRD DKI itu belum menentukan pilihan. Tapi, kalaupun akhirnya PDI Perjuangan memilih Ahok, Yusril mengaku, jauh dari rasa gentar.
 
"(Justru) Saya akan tambah kuat. Kekuatan Ahok ya segitu aja," ujar Yusril.
 
Hitung-hitungan Yusril bisa jadi benar atau sebaliknya. Pengamat Politik dari PolTracking Hanta Yudha mengatakan, meski sudah didukung tiga partai–NasDem, Hanura, dan Golkar–Ahok butuh peran PDI Perjuangan pada tahap pemenangan.
 
Menurut dia, kalau PDI Perjuangan masuk koalisi pendukung Ahok, partai banteng moncong putih akan menentukan siapa bakal wakil Ahok. Bisa saja Djarot Saiful Hidayat. Sebaliknya, bila memilih di luar koalisi pendukung Ahok, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu akan menghasilkan lawan kompetitif.
 
Hanta mengatakan, akan ada beberapa skenario terkait Pilgub DKI. Pertama, jika akhirnya PDI Perjuangan mendukung Ahok, hanya akan ada dua pasangan calon yang bertarung. 
 
"Tinggal siapa pasangan Sandiaga Uno (yang didukung Partai Gerindra). Kecil kemungkinan berpasangan dengan Risma," prediksinya.
 
Sebaliknya, andai bergabung di kelompok partai pendukung Sandiaga, Hanta yakin, PDI Perjuangan akan mengusung Risma bersanding dengan Sandiaga sebagai wakil. Atau, terbuka pula peluang PDI Perjuangan mengusung poros sendiri.
 
Hanta mengatakan, di luar tiga poros itu, bisa saja muncul poros baru dari sejumlah partai yang belum kunjung menentukan calon, seperti PAN, Demokrat, PKB, dan PPP.(BB).