Wah Gawat! E-KTP Ternyata Banyak Palsu dan Datanya Tidak Aman di Luar Negeri

  20 Maret 2017 PERISTIWA Nasional

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Nasional. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, telah menemukan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP palsu yang beredar di masyarakat. Di mana e-KTP palsu itu diduga kuat buatan China dan Perancis.
 
 
Berikut adalah kebobrokan yang terungkap yakni pertama, banyak e-KTP palsu buatan China dan Prancis. Indikasi tersebut ia temukan sebelum dirinya menjadi Menteri Dalam Negeri.
 
"Padahal hologramnya sah, buatnya di luar, dari Tiongkok dan Prancis. Soal modus dan jumlah total e-KTP palsu sepenuhnya kewenangan kepolisian. Total nanti urusan kepolisian," kata Tjahjo. 
 
Tjahjo juga mengatakan, justru yang melakukan itu orang Indonesia. "Meskipun demikian, pengusutan lebih jauh akan diserahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Kalau yang 'main' itu ya orang Indonesia sendiri, saya tidak mengatakan orang Kemendagri," ungkapnya.
 
Kebobrokan e-KTP kedua, kata Tjahjo, yakni data e-KTP tidak aman. Tjahjo menilai selama ini keamanan data penduduk yang terekam e-KTP masih lemah. Sebab server basis data e-KTP seluruh penduduk Indonesia ternyata ada di luar negeri.
 
"Walaupun alasan mereka kuncinya tetap ada di Indonesia, tapi kalau server itu di luar maka faktor keamanan, faktor kerahasiaan negara tidak terjamin," tandas Tjahjo.
 
Terkait mengapa server basis data e-KTP harus ada di luar negeri ? Menurut Tjahjo, itu merupakan persoalan internal. "Saya tidak tahu, itu internal," jawab Tjahjo.
 
 
Menurutnya, sekarang dalam masa perbaikan, akan dimanfaatkan untuk pengecekan seluruh sistem pengurusan e-KTP, sehingga validitas kartu identitas dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi akan dirujuk seluruh instansi.
 
"Kami lihat dulu sistemnya kami perbaiki. Apakah ada yang error, tidak profesional atau asal daftar," jelas Tjahjo.
 
Sementara, kebobrokan e-KTP ketiga, lanjut Tjahjo, server data e-KTP berada di Belanda. Mendagri Tjahjo Kumolo mengakui server data e-KTP berada di Belanda, karena itu faktor keamanan tidak terjamin. "Faktor kerahasiaan negara tidak terjamin," sentilnya.
 
Server adalah semacam tempat penyimpanan data elektronik. Data e-KTP sangat penting dan berharga bagi bangsa Indonesia, meskipun masih banyak penduduk yang datanya bermasalah atau belum terdata. Semua ini adalah data prinsipil tiap pribadi.
 
Tjahjo juga menyatakan untuk sementara akan menghentikan proyek e-KTP. Penghentian dilakukan karena ditemukan sejumlah persoalan. Upaya tersebut diperlukan sebagai masa evaluasi, serta perbaikan sistem pembuatan e-KTP.
 
Tjahjo menegaskan dalam masa perbaikan itu akan dimanfaatkan untuk pengecekan seluruh sistem pengurusan e-KTP, sehingga validitas kartu identitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi akan dirujuk seluruh instansi.
 
 
Meski demikian, pelayanan pendaftaran sementara tetap berjalan, meski proses perekaman e-KTP belum dapat dilakukan.
 
"Mendaftar dulu boleh. Ada 15.000 pendaftar sehari, kan kasihan kalau tidak punya KTP," pungkas Tjahjo.(BB/jitu).