Wagub Sudikerta Himbau Krama yang Mampu Medana Punia

  12 Oktober 2016 PERISTIWA Karangasem

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Pura Kahyangan Tiga yang berlokasi dimasing-masing desa adat, secara periodik selalu menggelar upacara keagamaan dengan waktu dan jenis upakara yang sudah ditentukan, sudah barang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit pula.
 
Hal ini tentunya membutuhkan kesadaran dari krama yang memiliki penghasilan lebih untuk turut mendukung upacara-upacara tersebut dengan medana puniakan sedikit penghasilannya, disamping juga iuran wajib yang memang harus dibayarkan oleh setiap warga. Demikian disampaikan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri dan melaksanakan persembahyangan bersama warga pengempon serangkaian upacara Petirtaan di Pura Dalem Desa Pesabaan, Rendang, Karangasem, Rabu (12/10/2016). 
 
"Dari sekian warga, saya yakin tidak semuanya mampu, mungkin lebih banyak yang kurang mampu, oleh karena itu bagi warga yang mampu mari kita bantu saudara-saudara kita yang kurang mampu dengan medana punia dalam penyelenggaraan upacara-upacara keagamaan, secara tidak langsung kita mengumpulkan berkah dan pahala guna memperbaiki karma kita,” cetus Pastika. 
 
Lebih jauh, Wagub Sudikerta yang kali itu turut didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, Ketut Wija,  menyatakan upacara keagamaan merupakan satu persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam beserta isinya, disamping juga sebagai bentuk rasa syukur atas berbagai berkah yang diperoleh dari alam berupa hasil panen lahan pertanian dan perkebunan warga dilingkup desa tersebut. 
 
Agar persembahan dan rasa syukur tersebut berkualitas, Wagub Sudikerta mengharapkan warganya dalam beryadnya selalu mengedepankan rasa tulus iklas, didasari sikap gotong royong, melihat kemampuan yang dimiliki, dan yang terpenting sesuai dengan sastra dan ajaran agama tanpa melebih-lebihkan. 
 
Disisi lain, Bendesa Adat Pesabaan, Made Sudiarta sebelumnya menyampaikan upacara yang dilaksanakan merupakan upacara Petirtaan yang rutin digelar setiap 6 bulan sekali, dan dilaksanakan secara bergilir oleh warga di 4 banjar dilingkup Desa Adat Pesaban, yakni Br. Pejeroan, Br. Kajanan, Br. Kanginan serta Br. Kawan. Saat ini, upakara yang berlangsung dilaksanakan oleh warga Pejeroan. Upacara yang dipuput oleh Jro mangku setempat tersebut, puncaknya jatuh hari selasa kemarin (11/10).(BB)