Jadi Netizen Cerdas, Hoax Meresahkan

Video Viral Gelombang Tinggi, BPBD Bali: Itu Video Tahun Lalu

  25 Juli 2019 PERISTIWA Denpasar

Istimewa for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Terkait video viral tentang gelombang tinggi di pesisir selatan mulai dari Jawa sampai ke Nusa Dua dan dalam video dijelaskan Pura Bias Tugel porak poranda, pihak BPBD Bali membantahnya.
 
 
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menegaskan, bahwa video tersebut merupakan rekaman video tahun lalu.
 
"Kami jawab tegas bahwa itu tidak benar kejadian hari ini Rabu (24/7/2019). Video tersebut adalah rekaman tahun lalu, tepatnya tanggal 26 Juni 2018, BUKAN HARI INI," tandasnya.
 
Demikian juga DTW Water Blow di Pulau Peninsula, The NUSA DUA - Managed by ITDC,  menurutnya saat ini kondisinya aman terkendali.  Begitu mendapatkan informasi tentang viralnya video tersebut (Video Gelombang tinggi porak-porandakan Pura di Pantai Nusa Dua), kami langsung menghubungi pihak manajemen ITDC, ucapnya.
 
 
 
Dijelaskan I Made Pari Wijaya, Kepala Divisi Operasi The Nusa Dua, bahwa video tersebut adalah video tahun lalu bukan kejadian saat ini. Made Pari menjelaskan, pihaknya langsung menugaskan 2 orang security yang sedang bertugas malam ini untuk mengecek ke TKP, dan diperoleh laporan bahwa kondisi aman terkendali, dari pagi hingga malam ini tidak ada terjangan gelombang tinggi, dan semua bangunan termasuk pura masih berdiri kokoh. 
 
"Kami (BPBD Provinsi Bali) menghimbau kita semua agar cerdas dalam menyimak berita di media sosial maupun yang tersebar di dunia maya. Kemajuan IT mestinya diimbangi dengan kecerdasan dalam menelaah pemberitaan. Hoax bisa meresahkan masyarakat, apalagi Bali sebagai destinasi utama pariwisata sangat terpengaruh dengan pemberitaan seperti ini, karena faktor keamanan (security) dan kenyamanan (safety) menjadi faktor utama dalam dunia pariwisata," jelas Rentin.
 
 
 
Ia pun mengimbau agar memilah, melakukan krosscek dan ricek sebelum menge-share suatu berita, apalagi berita yang berkaitan dengan kebencanaan. 
 
"Kami memberi apresiasi kepada pihak media (wartawan) yang ikut menjadi filter terhadap pemberitaan yang cenderung tidak benar atau mengarah ke hoax. Terkait video tersebut, saya banyak dihubungi wartawan untuk minta klarifikasi dan penjelasan serta apa langkah-langkah BPBD. Dengan informasi tersebut, kami melakukan assesment dan cek ke para pihak terkait. Setelah berkoordinasi dengan pihak manajemen ITDC kami menyimpulkan itu berita hoax karena dipastikan video itu direkam dan terjadi juni tahun lalu (2018).
 
Sekali lagi kami menghimbau, mari menjadi netizen cerdas, ikut serta dan menjadi bagian dalam mencerdaskan publik, melalui pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab," pungkasnya.(BB)