Ubah Sampah Jadi Duit, Start Up Sangkara Ajak Bank Sampah 'Jemput Bola' Sampah

  06 Juli 2022 EKONOMI Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Membludaknya volume sampah di masyarakat kian hari kian menggunung sehingga menjadi permasalahan tersendiri. Hal ini mendasari Made Andi Kurnia Prayoga mendirikan start up Sangkara yang merupakan fasilitator untuk memfasilitasi Bank Sampah. 

"Bank Sampah Desa maupun Sekolah kita fasilitasi mereka di operasionalnya. Fasilitas pertama yang kita berikan adalah dalam bentuk aplikasi," kata CEO start up Sangkara, Made Andi Kurnia Prayoga saat ditemui disela Business Matching yang digelar Kementerian Riset dan Teknologi (BRIN) melalui STMIK Primakara di Colony Creative Hub, Plaza Renon Denpasar, Rabu (6/7/2022). 

Menurut Andi Kurnia, managemen operasional Bank Sampah menggunakan aplikasi dan tidak lagi menggunakan buku tabungan atau catatan manual dan Bank Sampah sendiri juga akan difasilitasi dari pengolahan sampahnya. Selain itu, ketika Bank Sampah sudah mengumpulkan sampah-sampah dari masyarakat namun Bank Sampah tersebut belum memiliki pengepul sendiri sehingga Sangkara dapat memfasilitasinya. 

"Dari sisi pengangkutan sampah, juga difasilitasi oleh Sangkara. Kita juga punya dua program lainnya yaitu agar Bank Sampah meningkat omsetnya, kita ajak jualan, seperti produk hasil sampah salah satunya sampah dirubah menjadi kompos, aromaterapi," terangnya. 

Sangkara, kata Andi Kurnia, saat ini memiliki produk unggulan bernama Kompos Bag yang dapat digunakan di rumah tangga. Adapun cara kerja Kompos Bag adalah sampah-sampah dirumah tangga dimasukan kedalam Kompos Bag kemudian diisi bio aktifator lalu menunggu 3 bulan untuk panen komposnya sebelum dapat dijual. 

"Kita juga fasilitasi Bank Sampah untuk jemput bola ke event-event. Jadi di Bali banyak upacara adat dan konser agar Bank Sampah makin dikenal oleh masyarakat dilakukanlah jemput bola ke event nanti Sangkara bantu fasilitasi," ungkapnya. 

Untuk jenis sampah, Andi Kurnia menjelaskan di Bank Sampah akan diarahkan sampah yang memiliki nilai jual dan semua sampah anorganik itu memiliki nilai jual. Sementara untuk sampah organik yang dapat langsung dikonversi menjadi uang adalah minyak jelantah dan kelapa daksina. 

Sampah organik itu yang diarahkan untuk dikumpulkan di Bank Sampah. Sedangkan untuk pengguna aplikasi Sangkara di Bali baru sentuh angka 200 pengguna, dan itu pengguna dari sisi nasabah Bank Sampah. 

"Kalau Bank Sampah yang aktif di Sangkara ada 3 dan sudah 7 desa yang dilakukan sosialisasi terkait Sangkara," sebutnya. 


Untuk Bank Sampah yang ingin bergabung di Aplikasi Sangkara tidak ada persyaratan khusus. Hanya tinggal mendaftar di website Sangkara dan membayar aplikasi untuk manajemen Bank Sampah sejumlah Rp. 400 ribu perbulannya dan untuk biaya angkut sampah dipatok harga Rp. 60 ribu perbulannya. 


"Sangkara akan hadir di Pura Khayangan Jagat nanti kalau misalnya masyarakat mau setor sampah di Pura nanti ada di stand kita langsung bawa kesana kita timbang jadi rupiah. Kalau sampah plastik rata-rata Rp. 3 sampai Rp. 4/kg. Kalau organik yakni minyak jelantah Rp. 4 ribu untuk perliter dan kelapa daksina Rp. 800/kg," tutupnya.(BB).