(POD Coklat Bali Terbaik Kualitas Ekspor)

Trimafo Berhasil Produksi Kakao Lokal Bali Jadi Coklat "POD" Kualitas Francis

  01 Desember 2016 EKONOMI Badung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Badung. Kerja keras dan keinginan pengusaha muda asal Desa Carangsari, Badung, Bali yang bernama IGA Agung Inda Trimafo Yuda akhirnya tidak sia-sia dan impiannya terwujud. 
 
Bagaimana tidak, cita-cita mulia Trimafo yang ingin buah kakao lokal menjadi coklat terbaik dan berkualitas ekspor akhirnya tercapai dan sukses digemari wisatawan mancanegara.
 
Perjuangan panjang Trimafo bersama sang suami serta rekan bisnisnya yang lain akhirnya berbuah manis dan membuat sejumlah petani buah kakao di Bali kini mulai sedikit tersenyum bahagia dengan berkembangnya usaha produksi coklat yang diberinama POD yang beralamat di Jalan Tukad Ayung, Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali.
 
 
"Semua berawal dari kecintaan saya terhadap coklat. Bahkan semua jenis rasa coklat saya nikmati. Saat saya keliling toko coklat di Francis bersama suami, saya coba selidiki asal produksi coklat di Francis ini hingga bisa mahal dan kualitasnya tinggi," ucap Trimafo saat ditemui awak media Baliberkarya.com, Kamis 1 Desember 2016.
 
Trimafo yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali itu mengaku awalnya sangat terkejut saat berada di luar negeri jika ternyata sebagian besar buah kakao yang diproduksi menjadi coklat terbaik di Francis berasal dari para petani Indonesia. 
 
"Ternyata itu coklat di Francis berasal dari buah kakao pilihan terbaik yang berasal dari Indonesia. Disitu saya mulai berpikir kenapa tidak kita manfaatkan momen ini," ungkapnya.
 
 
Ia berterus terang jika usaha produksi coklat ia dirikan sejak 3 tahun lalu setelah dirinya banyak melihat petani buah kakao yang bernasib kurang baik karena buah kakao petani dibeli pengepul dengan harga sangat murah. 
 
"Akhirnya kita produksi buah coklat lokal dari para petani untuk dibuat coklat berkualitas, sambil hitung-hitung saya mencoba membantu petani," tuturnya.
 
Trimafo bersama sang suami Tobby Garret asal Australia terus mencoba memproduksi coklat berkualitas ekspor sambil mengembangkan usaha tourism dengan paket kegiatan lainnya serambi menikmati coklat produksi POD. 
 
 
"Kita keterbatasan modal dan ijin. Saat ini baru terbatas pada mesin produksi. Produksi kita saat ini hanya memenuhi pasar nusantara saja belum keluar negeri. Kedepannya akan coba untuk Asia khususnya di Jepang yang sangat gemar coklat," terangnya.
 
Menurut Trimafo, sejauh ini buah kakao yang diproduksinya selama ini dengan menghasilkan 5 ton setiap bulannya diambilnya dari para petani di Bali, Makasar, Papua, serta beberapa daerah di pulau Jawa. 
 
 
"Saat ini, untuk sementara baru menciptakan 8 model coklat dengan berbagai jenis rasa," pungkasnya. (BB).