Seminar Detok Tubuh dan Pikiran Siap Digelar

  26 September 2019 KESEHATAN Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr akan tampil sebagai pembicara utama dalam seminar  “Body & Mind Detox (Detox tubuh dan pikiran) yang akan dilaksanakan di Bokashi Farm, J Waribang, Kesiman, Denpasar Timur, Jumat, 27 September 2019.
 
 
“Detokfikasi yang lebih dikenal dengan detox, adalah proses pembuangan racun di dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan, minuman, lingkungan, gaya hidup dari sisa metabolisme tubuh,” kata Gede Ngurah Wididana yang akrab disapa Pak Oles di Denpasar, Kamis (26/9).
 
Alumnus S-3 Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar dan S-2 Faculty Agriculture University of The Ryukyus menjelaskan, racun dalam tubuh manusia juga bersumber dari pikiran yang kurang sehat akibat kekotoran batin, kebencian, keinginan dan ketamakan.
 
 
Racun-racun dari pikiran tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia. Karena itu, membuang racun dari dalam tubuh dan pikiran sangat penting untuk mendapatkan kesehatan yang prima. ‘’Kesehatan adalah kekayaan yang utama. Menjaga kesehatan jauh lebih mudah daripada mengobati penyakit. Karena itu pihaknya mengembangkan Herbal & Detox Clas yang dinilai sangat penting guna membuka wawasan kesehatan dengan cara herbal, sederhana dan alami,’’ tegas Pak Oles.
 
 
Dirinya belajar ilmu agama di IHDN Denpasar memperoleh ilmu skala dan niskala yang kini dimanfaatkan untuk mengembangkan pengobatan herbal dan Detox Therapy yakni mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Dia memperoleh ilmu juga dikembangkan untuk mencetak calon pemimpin yang seimbang dan berani (Semberani) di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, pengusaha, pengelola usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi. Dengan ilmu agama, dirinya bisa lebih menggali dan mengembangkan banyak hal terutama demi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Meski begitu,  dalam proses belajar mengajar pascasarjana itu dosen dan guru hanya menunjukkan jalan.  Yang lebih penting pengembangan  diri, inovasi, kreasi dan kerja keras untuk menerjemahkan lontar agar dipahami dan dipraktekkan baik bagi diri sendiri, masyarakat, nusa dan bangsa, ujar Pak Oles.(BB)