Ruhut Nasehati SBY: Kepala Harus Tetap Dingin!

  03 November 2016 POLITIK Nasional

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Nasional. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta untuk tetap berkepala dingin meski hari sedang panas. Ini mengingat SBY merupakan salah satu negarawan yang pernah menjadi presiden Republik Indonesia selama dua periode.
 
Imbauan itu sebagaimana dikatakan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menanggapi pidato politik SBY di Cikeas, Jawa Barat, siang harinya. "Pak SBY, hati boleh panas tapi kepala harus dingin. Bapak adalah negarawan," ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (2/11/2016).
 
Lebih lanjut, Ruhut menolak jika pemerintah yang dipimpin Jokowi dituding tengah melakukan segenap upaya untuk menjatuhkan SBY. Terlebih, jika anggapan itu dikaitkan dengan gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Aku yakin Pemerintah Jokowi yang aku dukung tidak melakukan itu," seru Ruhut.
 
Ruhut justru menuding para pembisik SBY sebagai biang keladi di balik kemarahan SBY di Cikeas. Para pembisik disebut Ruhut tidak memberikan data yang benar tentang situasi yang terjadi, sehingga memicu kemarahan SBY.
"Orang-orang di lingkungan Pak SBY tolong kajilah info yang benar sebelum diberi ke Pak SBY. Beliau ini negarawan," sambungnya.
 
Contoh kecilnya adalah bisikan bahwa karier anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), akan terganggu di era Jokowi. Faktanya, karier AHY mulus dan segera naik pangkat jadi kolonel. Atas bisikan itu juga akhirnya AHY diusung sebagai cagub. "Aku nggak sejalan AHY jadi gubernur, makanya aku mundur. Aku maunya AHY sampai jenderal," sambungnya.
 
Selain pembisik SBY, Ruhut juga mempermasalahkan perkembangan penggunaan media sosial yang tanpa batas hingga mudah membuat adu domba di negeri ini. "Sekarang era media sosial, jadi jangan sensitif menanggapinya. Memang medsos kebangetan mengadu domba. Jadi apa yang dikatakan Pak SBY itu semua dari pemberitaan medsos," jelas anggota Komisi III DPR RI itu.
 
"Semua ini kan karena Buyani, kan dari medsos itu. Mestinya dia ditangkap. Makanya harus mencontoh Ahok, karena dia blusukan diganggu tapi tetap diam saja," jabarnya.
 
"Terakhir, sebagai orang dekat Jokowi saya selalu jembatani hal-hal yang baik. Kalau ada masalah kita kecilkan kalau bisa kita hilangkan," pungkasnya. (BB/inilah)