Puluhan Banjar dari Tiga Desa di Sidemen Terisolir, PJ Gubernur Bali Diminta Segera Perbaiki Jalan Jebol

  25 Oktober 2023 OPINI Karangasem

Foto: Jalan jebol dari arah Apet, Kabupaten Klungkung ke timur menuju Sidemen, Kabupaten Karangasem tidak bisa dilalui kendaraan roda empat hingga kini belum diperbaiki pemerintah.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Puluhan banjar dari tiga desa meliputi Desa Tangkup, Wisma Kerta dan Sangkan Gunung yang berada di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem selama beberapa bulan hingga kini masih terisolir. Pasalnya, jalan jebol penghubung dua kabupaten yakni Karangasem dan Klungkung sampai saat belum ada tanda-tanda akan diperbaiki oleh pihak pemerintah.

"Sejak beberapa bulan jalan dari arah Apet, Kabupaten Klungkung ke timur menuju Sidemen, Kabupaten Karangasem tidak bisa dilalui kendaraan roda empat karena badan jalan putus  akibat debit air Sungai Unda meluap imbas hujan tiada henti selama beberapa hari, sejak tiga bulan lalu, tepatnya 7 Juli 2023 lalu," kata Ketua Pokdarwis Subak Umajero Sidemen, Kabupaten Karangasem I Gede Apriantara kepada awak media, Rabu, 25 Oktober 2023.

Lebih jauh Gede Apriantara menyampaikan putusnya jalan penghubung Karangasem-Klungkung sangat berdampak besar pada sektor pariwisata yang mengakibatkan pendapatan daerah menurun drastis. Apalagi akses jalur Sidemen banyak terdapat desa wisata, villa dan akomodasi pariwisata yang mendukung perekonomian masyarakat setempat. 

Selain sektor pariwisata, mayoritas warga yang merupakan petani juga terkena dampak akibat jalan jebol belum ditangani pemerintah. Bahkan, pengiriman hasil pertanian dan perkebunan terganggu sehingga warga terpaksa tidak bisa langsung menuju pasar. Warga pun terpaksa harus memutar sejauh puluhan kilometer melalui dua jalur melalui Muncan dan Sidemen yang memerlukan waktu yang lebih lama, sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan untuk tiba di lokasi.

Foto: Ketua Pokdarwis Subak Umajero Sidemen, Kabupaten Karangasem I Gede Apriantara.

"Tentu saja jalan jebol ini sangat berdampak besar bagi kami yang bergerak pada sektor pariwisata. Para wisatawan enggan berwisata ke Sidemen, karena jalan penghubung putus. Demikian pula, bagi petani berdampak buruk, karena pengiriman hasil panen harus memutar untuk dibawa ke pasar, perlu waktu 1-2 jam perjalanan. Padahal jika akses jalur ini lancar cuma perlu waktu 5 menit saja ke lokasi," terangnya.

Keluhan tidak jauh beda juga disampaikan sejumlah tokoh masyarakat di tiga desa terdampak, diantaranya Desa Tangkup, Wisma Kerta dan Sangkan Gunung. Kedepan, pemerintah diminta turun tangan untuk segera dilakukan perbaikan jalan jebol lantaran akses jalan tersebut merupakan jalur alternatif tercepat dari daerah Sidemen menuju arah Kabupaten Klungkung.  

"Tentu sangat terasa sekali, terutama kendaraan mobil tidak bisa lewat yang harus memutar keliling dua jalur, yaitu Muncan dan Sidemen dengan jarak lebih jauh lagi. Hanya jalan alternatif ini terdekat sehingga perekonomian juga tersendat tidak bisa membawa barang pembangunan dan juga wisatawan  enggan kesini, karena akses jalan terputus," jelasnya.

Tokoh masyarakat maupun warga desa berharap begitu ada bencana alam berupa jalan jebol pada 7 Juli 2023 lalu harusnya pihak terkait cepat tanggap dengan langsung bertindak terkait penanganan jalan jebol tersebut. Parahnya hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan selama tiga bulan terakhir membuat halaman milik salah seorang warga dijadikan jalan alternatif untuk kendaraan roda dua melewati jembatan kecil secara bergiliran. 

"Banyak juga ada obyek wisata yang sedang berkembang disini. Hasil pertanian berupa sayur hijau setiap harinya dikirim lewat Sidemen menuju pasar dan Klungkung. Jika jalan masih jebol maka perlu biaya lebih banyak lagi. Jadi, harapan kami, jalan jebol segera diperbaiki biar perekonomian di tiga desa bisa kembali berjalan lancar," harap warga kepada pemerintah.(BB).