Napi Tipikor I Gede Winasa Bermanuver di Medsos, Dewan Pertanyakan Aturan di Rutan

  08 Juli 2018 OPINI Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Sejak dua hari belakangan ini dunia maya diebohkan dengan manuver yang dilakukan oleh mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa. Mantan bupati Jembrana dua periode ini gencar melakukan kampanye melalui media sosial (medsos) untuk meraih kursi Jembrana 1.
 
 
Bahkan secara terang-terangan Winasa dalam akun facebook (Fb) miliknya, menawarkan berbagai program unggulan, diantarannya pendidikan gratis, kesehatan gratis, bebas pengangguran, hingga pembangunan Jembrana International City Airport (JICA) atau pembangunan bandara.
 
Namun dalam kampaye di medsos untuk menduduki kursi Jembrana 1 tersebut, bukan untuk dirinya, melainkan Winasa menawarkan putra pertamanya, yakni Patriana Krisna Winasa. Melalui anaknya itulah nantinya program unggulan tersebut akan dijalankan. Karena itu Winasa mengajak warga net yang berdomisili di Jembrana pada 2020 nanti memilih anaknya.
 
Manuver winasa di media sosial dengan menggunakan akun pribadinya, tentu saja banyak mengundang respon dari warga net yang berdomisi di Jembrana, bahkan dalam sekejap menjadi viral dan telah dibagikan ratusan kali. Diantara komentar warga net, ada yang menyambut baik, bahkan mendukung, namun ada pula yang mencibir.
 
Komentar warga net yang mencibir, menganggap apa yang dilakukan Winasa kurang etis dan menunjukan kebobrokan dari Rutan Negara. Pasalnya saat status kampanye tersebut diunggah Jumat (6/7) sekitar pukul 18.15 Wita tersebut, Winasa masih menyandang status warga binaan atau Napi Rutan Negara.
 
 
“Kenapa bisa Winasa berada di dalam penjara berkampanye di medsos. Berarti dia bebas membawa HP di dalam rutan, atau mungkin juga laptop. Berarti dia (Winasa) mendapat perlakuan khusus di rutan, katanya para tahanan dan napi dilarang bawa HP atau barang elektronik lainnya,” ujar beberapa warga net.
 
Aksi narapidana kasus korupsi I Gede Winasa di medsos untuk meraih tahta Jembrana 1 buat anaknya, bukan saja ditanggapi miring oleh beberapa warga net, namun juga mendapat tanggapan serius dari Ketua Komisi A DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutarmi.
 
Menurut dewan asal Banjar Pasar, Desa Yehembang, Mendoyo ini mengatakan, jika benar kampanye di medsos dibuat oleh Winasa dari dalam rutan, itu sudah merupakan bentuk pelanggaran aturan. Pelanggaran itu dilakukan oleh pihak Rutan Negara.
 
Dimana Rutan Negara telah memberikan perlakuan khusus kepada Winasa yang notabene adalah seorang napi kasus tindak pidana korupsi dengan membebaskan yang bersangkutan memegang HP di dalam Rutan. Aturannya seorang tahanan atau napi yang sedang menjalankan hukuman di rumah tahanan negara tidak diperkenankan membawa HP dalam ruang tahanan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
 
“Sekali lagi jika kampanye di medsos benar dibuat Winasa dalam rutan, jelas merupakan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Rutan. Ini sebenarnya tidak bisa terjadi dan tidak bisa dibiarkan, ini bukan masalah Winasa berkampanye, tapi menyangkut aturan dalam rumah tahanan,” tegas Sri Sutarmi, Minggu (8/7/2018).
 
Terkait permasalahan tersebut lanjut Sri Sutarmi, dewan dalam hal ini Komisi A yang membidangi masalah tersebut segera akan menelusuri dan mencari tahu kebenarannya. Jika memang benar itu dibuat Winasa di dalam Rutan Negara, maka pihaknya akan menindaklanjuti ke Rutan Negara.
 
 
“Jangan sampai ini menjadi contoh tidak baik bagi tahanan dan napi-napi yang lainnya. Sekarang bisa bebas melakukan kegiatan di medsos dan menggunakannya untuk kampanye lantaran bebas membawa HP, jangan sampai nanti tahanan atau napi lainnya ada yang menggunakan kebebasan itu untuk mengendalikan peredaran narkoba dari lapas atau kejahatan lainnya,” ujarnya.
 
Terkait materi kampanye yang dilakukan Winasa, dewan dari Fraksi PDIP ini enggan menanggapinya, menurutnya masyarakat Jembrana sudah jeli dan pintar untuk menilai. Demikian halnya program yang ditawarkan Winasa adalah program usang yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah sekarang dan juga menjadi program unggulan Gubernur Bali terpilih.
 
Sementara itu Kepala Rutan Negara Purniawal belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Dicoba menghubungi melalui ponselnya dalam keadaan aktif namun tidak diangkat. Demikian juga di SMS, Purniawal tidak membalas.(BB)