Galang Dana

Lestarikan Tradisi Lokal, Bangli Gelar Turnamen "Ceki MADT"

  03 Desember 2017 OLAHRAGA Bangli

baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si. didampingi Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, membuka Turnamen Ceki Merajan Agung Dalem Tenggaling (MADT) di Wantilan Banjar Adat Tanggahan Tenggah, Desa Demulih, Susut Bangli, Minggu 3 Desember 2017. Tampak anggota DPRD Bali, daerah pemilihan Bangli Nyoman Budi Utama dan Nyoman Adnyana serta tokoh masyarakat setempat hadir. 
 
Ketua Panitia Penyelenggara Ketut Mardika dalam laporannya menyampaikan, tujuan utama penyelenggaraan turnamen ceki MADT adalah untuk penggalian dana dalam rangka pembangunan Arca Lingga Ida Betara di Pura Merajan Agung Dalem Tenggaling Banjar Tanggahan Tengah, disamping untuk menyalurkan bakat dan minat para penghobi ceki tanpa harus memasang taruhan atau berjudi. Selain itu, ide kreatif turnamen ceki ini juga untuk menjaga tradisi tanpa melanggaran aturan hukum yang berlaku dimasyarakat. 
 
“Selain untuk penggalian dana, kegiatan ini kita lakukan untuk menjaga tradisi tanpa harus melanggar aturan. Karena dalam turnamen ceki ini tidak diperbolehkan ada taruhan atau judi,” ujar Ketut Mardika.
 
 
 
Turnamen ceki MADT diikuti oleh 600 peserta yang berasal dari paiketan krama dan masyarakat luar. Kriteria dari turnamen ceki ini mengacu pada aturan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi), yakni pemenang ditentukan berdasarkan jumlah poin peserta. Setiap babak terdiri dari lima pertandingan. Peserta yang mendapatkan poin tertinggi, otomatis menjadi pemenang dan kembali bertanding dibabak selanjutnya sampai akhirnya masuk final. Babak pertama dan kedua penyisihan, selanjutnya babak ketiga semifinal dan babak keempat final. Total hadiah yang diperebutkan dalam turnamen ini mencapai Rp 10 juta.
 
Ketua PHRI Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan, ceki merupakan salah satu olahraga seni dan rekreasi masyarakat Bali yang patut dilestarikan, karena sebut Cok Ace, ada tiga nilai yang terkandung dari permainan ceki, yakni kecerdasan, kejujuran dan keberuntungan.
 
Dalam ceki kita dituntut memiliki kecerdasan dalam membaca permainan lawan, kejujuran dalam memainkan permainan dan keberuntungan untuk memenangkan permainan. Oleh karenannya, sambung dia, meskipun tidak seperti olah raga pada umumnya yang mengeluarkan keringat dan menggunakann otot, turnamen ceki merupakan kegiatan yang sangat positif karena dapat dijadikan media untuk semakin meningkatkan kebersamaan (paiketan) diantara warga disamping sebagai pelestarian budaya.
 
 
 
Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta. Menurutnya, ceki adalah salah satu budaya dan tradisi masyarakat Bali yang digunakan sebagai media untuk meningkatkan paiketan dan pasemetonan warga. Oleh karenanya, sambung dia, melalui penyelenggaraan turnamen seperti sekarang, ceki bisa dilestarikan sebagai salah satu bagian dari tradisi hiburan dan rekreasi masyarakat Bali. 
 
“Melalui penyelenggaraan turnamen, kita ingin ceki bisa terus dipertahankan sebagai salah satu bagian dari tradisi masyarakat, bukan sebagai media judi melainkan sebagai media untuk mempersatukan masyarakat,”tutupnya.(BB)