Kelistrikan Tumbuh Dua Kali Lipat Ditengah Membaiknya Ekonomi Bali

  07 Desember 2016 EKONOMI Gianyar

Google/image

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Gianyar. GM PLN Distribusi Bali, Sandika Aflianto menyatakan kondisi kelistrikan Jawa dan Bali dalam keadaan surplus. Meski beban puncak di Bali berada di 860 MW, dengan surplus 300 MW sedangkan cadangan listrik 100 MW, namun tingkat pertumbuhan kelistrikan Bali empat lima tahun ke depan diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen. 
 
"Tahun lalu pertumbuhan listrik Bali hanya 5,5 persen, namun tahun ini tumbuh 12 persen. Ini membanggakan dan merupakan upaya PLN Distribusi Bali dalam melistriki seluruh daerah yang ada di Provinsi Bali," kata Sandika Aflianto di Gianyar, Rabu (7/12/2016). 
 
Menurutnya, informasi ini sangatlah penting untuk diketahui, pasalnya kelistrikan Bali mampu tumbuh dua kali lipat. Kondisi ini sebenarnya kata Aflian secara tidak langsung menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat Bali yang perlahan mulai kembali normal. 
 
"Meski sempat terjadi anomali tahun lalu, namun tahun ini kembali normal. Dan ini menunjukkan perekonomian Bali kembali normal," ungkapnya. 
 
Ia juga mengungkapkan, beban puncak listrik Bali ada diantara jam enam sore hingga jam sepuluh malam. Menurutnya, hal ini dianggap wajar, karena 80 persen pelanggan PLN adalah rumah residensial. 
 
Hal ini berbanding terbalik dengan daerah daerah maju yang justru beban puncaknya sekitar jam 12 siang. 
 
 
"Idealnya beban puncak berada di siang hari kenapa, karena listrik lebih digunakan sebagai kegiatan industri  dan itu terjadi di daerah daerah yang sudah maju dimana kegiatan produktivitasnya disiang hari," jelasnya. 
 
Pembangunan listrik diluar pulau besar juga dilakukan PLN seperti di Nusa Penida, Nusa Lembongan, juga Nusa Ceningan. Kita sudah siapkan 20 KV, serapannya 9 MW, beban puncaknya 5,6 MW. 
 
"Kedepan kita mesti antisipasi listrik di tiga Nusa ini seiring pertumbuhan pariwisata di daerah itu," terangnya. 
 
Dengan tingkat pertumbuhan 10 persen, maka diperkirakan beban puncak listrik tahun 2020 akan mencapai 1.250 MW. Namun dengan adanya Rancangan Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) diharapkan persoalan listrik akan terakomodir. 
 
"Nanti dengan adanya Bali Crossing kapasitas listrik kita akan mencapai 1.600 MW jadi lebih aman, karena ada suplai dari Jawa," tandasnya. 
 
Disamping itu PLN juga menyokong program pemerintah Bali melalui Clean and Green dalam penyediaan listrik yang ramah lingkungan. 
 
"Untuk mendukung itu kita perlu pembangkit yang ramah lingkungan," pungkasnya. (BB).