(38 % Pemilih Toleran Berharap Money Politik)

Ingin Perubahan, Pemilih Pemula Diprediksi Memilih Pasangan SURYA

  19 Januari 2017 POLITIK Denpasar

Istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Persaingan mencari dukungan dalam Pilkada Buleleng antara pasangan independen SURYA (Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Widjaya) dengan petahana pasangan PASS (Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra) dalam agenda masa kampanye semakin seru.

BACA JUGA : Hina Pecalang, 42 Pengacara Siap Back Up Pelapor Juru Bicara FPI Munarman

 

Ketua DPD Partai Demokrat, Made Mudarta sebagai salah satu pendukung pasangan SURYA di "Bumi Panji Sakti" menyatakan persaingan menuju Buleleng satu semakin sangat ketat. Namun, Mudarta memprediksi jika pemilih pemula yang berjumlah sekitar 15 persen atau sekitar 87 ribu orang di Buleleng akan cendrung memilih pasangan urut 1 atau pasangan SURYA.

"Pasangan yang diuntungkan suara pemilih pemula adalah pasangan yang baru (SURYA) karena cenderung anak muda memilih yang muda dan pendatang baru dari independen," ucap Mudarta, Kamis (19/01/2017).

Menurut politisi muda asal Jembrana itu bahwa pemilih pemula atau anak mudah senang dengan hal-hal baru dan inovasi seperti yang digaungkan pasangan SURYA. Pemilih pemula juga berharap pada pasangan SURYA memberikan haparan baru dan perubahan di Buleleng yang lebih baik dari saat ini. Pemilih pemula juga berharap pada pasangan SURYA sebagai figur independen yang tidak bergantung pada partai politik tertentu. Pasalnya, dalam Pilkada warga yang memiliki hak untuk memilih pemimpinnya dalam 5 tahun kedepan dan bukan pimpinan partai politik.

"Dalam 5 tahun kepemimpinannya, pemilih khan sudah mengetahui kinerja incumbent (PASS) seperti apa. Kini trend pemilih pemula dalam pemilu akan memilih pemimpin yang memberikan harapan baru, yang bisa melakukan perubahan dan tentu itu kandidat baru yang diuntungkan bagi pemilih pemula," ungkapnya.

Untuk itu, segala aktivitas anak muda sudah masuk program SURYA dan ini adalah salah satu strategi pasangan SURYA dalam rangka merangkul pemilih pemula. Mudarta mengaku ada tim khusus yang menangani pemilih pemula seperti tim relawan Hanoman Duta dan sejumlah relawan lainnya.  
BACA JUGA : SURYA Kunjungi Korban Puting Beliung di Pemaron

 

"Pemilih pemula lebih mudah didekati oleh sesama pemuda karena sama frekwensinya. Relawan yang disusun pasangan SURYA membentuk tim pemenangan dari anak muda dan menyiapkan program unggulan Tridatu dalam rangka menggaet pasar pemilih pemula," tegasnya.


Mudarta mengakui jika respon setelah menjadi peserta trend pasangan SURYA naik terus. Meski begitu, Mudarta menyayangkan sosialisiasi oleh penyelenggara Pilkada Buleleng diamati dari seluruh desa dimana pemasangan baliho dan alat pemilih sangat minim karena seluruhnya di fasilitasi penyelenggara pemilu. Sangat minimnya sosialisasi, kata Mudarta, hal itu membuat masyarakat banyak kurang tahu akan jadwal dan agenda Pilkada Buleleng.

"Jika dibatasi iklan dan sosialisasi malah menguntungkan incumbent atau pertahana. Populritas incumbent tentu lebih dikenal jika sosialisasi minim begini dan hal ini merugikan kandidat baru," kritiknya.

Mudarta juga mengingatkan warga Buleleng dan seluruh penyelenggara Pilkada Buleleng agar mewaspadai juga pada masa minggu tenang. Pasalnya, biasanya pada Minggu tenang justru realitanya tidak tenang dan potensi kecurangan melawan hukum seperti money politik atau "serangan fajar" dan iming-iming janji manis itu biasanya timbul pada saat masa tenang.

Ia juga mengingatkan semua pihak agar mewaspadai 38 persen pemilih toleran atau pemilih yang mau menentukan pilihannya atau memilih jika diberikan sesuatu seperti money politik (politik uang).

BACA JUGA : SURYA Gencar Sosialisasikan Program "Tridatu" ke Masyarakat

 

Untuk itu, ia berharap warga Buleleng tidak goyah terhadap pilihannya dan mengunakan hak pilihnya sesuai hati nurani masing-masing demi masa depan Buleleng yang lebih baik dimasa mendatang. Biasanya Dalam pilkada logistik berupa uang akan berpengaruh dan bisa menggerakkan masyarakat untuk pergi ke TPS dan memilih kandidat tertentu.

"Ini penting dicegah karena kita ingin pilkada yang berintegritas. Minggu tenang perlu diwaspadai bersama. Minggu tenang ini yang bisa digarap untuk menang dengan berbagai cara. Ini perlu pengawasan semua pihak terutama Panwas, media, dan masyarakat luas. 38 persen pemilih toleran merupakan angka yang besar dan kalau mereka ada yang ngasi iming-iming hati nurani pemilih bisa goyah dan berpaling sesuai keinginan yang memberi sesuatu," pungkasnya.(BB).