Fasilitas ACJN Rambutsiwi Banyak Rusak, Panel Listrik Senilai 300 Juta Raib

  14 Desember 2022 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : ACJN Rambutsiwi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Terlihat tidak terawat dan terkesan mangkrak ACJN Rambutsiwi yang bertempat di Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang menelan biaya sebesar Rp. 67 milyar telah dikerjakan mulai Juli 2016 lalu dengan luas 4,7 hektare, dan rampung pada akhir tahun 2017 sampai sekarang belum serah terima oleh Kementerian PUPR kepada pemerintah daerah.

Parahnya sekitar 3 bulan yang lalu panel listrik senilai 300 juta raib. Selain itu kondisi dilokasi sangat memprihatinkan selain padang rumput yang tinggi, banyak fasilitas umum yang rusak seperti toilet sudah rusak dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. keberadaan ACJN Rambutsiwi tersebut awalnya sebagai tempat persinggahan bagi pengendara yang melintasi jalan nasional.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Jembrana, I Komang Wiasa mengatakan, ACJN Rambutsiwi masih milik pemerintah pusat, sampai saat ini belum serah terima kepada pemerintah daerah.  Untuk biaya operasional perawatan dan pemeliharaan masih ditanggung oleh anggaran dari pusat, dan pusat yang langsung mengelola

"Kita tidak mengetahui terkait penugasan pengamanan di areal tersebut, ketika adanya laporan terkait kehilangan panel listrik senilai Rp. 300 juta itu daerah tidak mengetahuinya. Kami juga tidak mengetahui siapa yang mengelola, kami tidak punya wewenang untuk menjaga fasilitas yang ada disana. Selain panel listrik hilang, juga fasilitas yang lainnya banyak yang rusak," ungkapnya. Rabu (14/12/2022).

Menurutnya, jika ACJN Rambutsiwi ini diserahkan kepada Kabupaten Jembrana, pihaknya masih akan mengajukan anggaran perbaikan kepada pemerintah pusat. "Jika diserahkan kepada Kabupaten Jembrana, kita juga akan mengajukan anggaran perbaikan, banyak fasilitas yang rusak sangat perlu ada perbaikan, sehingga kabupaten tidak memikirkan biaya perbaikan lagi. Apalagi biaya perawatan bulanan itu mencapai Rp. 100 juta," terangnya.

Terkait kehilangan panel listrik yang harganya ratusan juta tersebut, Wiasa melanjutkan, terkait pelaporan ke pihak kepolisian itu masih wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR. Menurutnya kehilangan panel listrik tersebut sudah terjadi 3 bulan yang lalu. "Untuk pelaporan kehilangan itu masing wewenang penerintah pusat, kemungkinan sudah dilaporkan," ujarnya.

Selain ACJN Rambutsiwi yang belum serah terima, Wiasa menambahkan, Kebun Raya Jagatnatha Jembrana belum serah terima. "Proyek yang menelan biaya senilai Rp. 20 M tersebut perawatannya masih ditanggung pemerintah pusat. Kita berharap kalau sudah serah terima itu menjadi pemasukan PAD kita," pungkasnya. (BB)