Dampak Kemarau Panjang, Bendungan Palasari Kering, 3 Subak Tidak Berfungsi

  02 Oktober 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Kondisi Bendungan Palasari (Ist)

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Seperti musim kekeringan sebelumnya, di musim kemarau kali ini Bendungan Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana kembali mengalami penurunan volume air, tidak tanggung-tanggung penurunan volume air kali ini cukup drastis. 

Hal tersebut diyakini lantaran terjadi penebangan liar di sekitar kawasan bendungan, sebagian besar hutan sudah gundul pohon sudah ditebangi sehingga debit air menjadi sedikit di hutan 

Informasi yang didapat, Bendungan Palasari memiliki tinggi 38,80 meter, panjang puncak bendungan 350 meter, luas genangan waduk 100 hektar, volume air waduk 8 juta meter kubik, dan luas daerah irigasi 1.300 hektar.

Saat dikonfirmasi awak media, Kepala Bidang Pertanian I Komang Ngurah Arya Kusuma menjelaskan, penurunan volume air bendungan ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Dampaknya, bendungan yang menjadi salah satu destinasi wisata di Jembrana ini terlihat kering dengan air yang menggenang di waduk terlihat sedikit.

Selain itu, penurunan volume air bendungan juga berdampak pada pertanian di sekitarnya. Sebanyak tiga subak di Desa Ekasari terpaksa tidak menanam karena kekurangan air.

"Penurunan air kali ini dampaknya banyak petani padi tidak bisa pergi ke sawahnya untuk menanam padi. Disini ada 3 subak yang terpaksa tidak menahan karena kekurangan air. Sekarang tinggal menunggu hujan saja untuk menanam," terangnya. Senin (2/9/2023.

Sementara, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, Gede Sugianta, menjelaskan bahwa memang masa kemarau turun airnya di bendungan Palasari dan setiap tahun terjadi.

"Salah satu kondisi yang memperparah kekeringan setiap tahun ini adalah perambahan hutan yaitu penebangan pohon liar yang terjadi," jelasnya.

Menurutnya, penebangan liar di sekitar kawasan bendungan menyebabkan berkurangnya debit air yang masuk ke bendungan. Hal ini diperparah dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan.

"Bendungan Bendel juga turun airnya, paling parah di Bendungan Palasari, setiap tahun pasti terjadi penurunan debit air," ucapnya.

Dia menghimbau kepada masyarakat untuk menghentikan penebangan liar di sekitar kawasan bendungan. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga ketersediaan air di Jembrana.

"Saran itu, penebangan liar dihentikan, dan jangan menambah hutan yang dikelola masyarakat. Mari sama-sama pelihara hutan, karena air semakin tahun semakin surut, untuk air minum saja susah dan kekeringan," pungkasnya. (BB)