Cegah 'Demam Babi Afrika' masuk Bali, Balai Pertanian Perketat Pintu Bandara

  04 Oktober 2019 KESEHATAN Badung

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Bandara International I Gusti Ngurah Rai memiliki tingkat lalulintas yang sangat tinggi sebagai bandara yang menerima kedatangan wisatawan dengan tujuan transit ataupun tujuan akhir dari para wisatawan manca negara.
 
 
Ini menjadi ancaman besar bagi Bali setelah merebaknya wabah ASF dibeberapa negara. Seperti diketahui penyakit ASF sudah mewabah di negara Eropa: Hungaria, Bulgaria, Latvia, Moldova, Polandia, Romania, Ukraina dan Rusia. Untuk di Asia negara terjangkit ASF adalah Laos, Korea, Hongkong, Kamboja, Vietnam, Filipina, Taiwan dan termasuk Timor Leste.
 
African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika terbawa melalui babi dan produk olahannya. Meskipun sudah melalui proses pengolahan, virus penyebab ASF ini masih bisa bertahan dan menjadi media yang berpotensi menyebarkan penyakit. Khusus untuk produk olahan babi tidak dipungkiri memang ada beberapa wisatawan terpantau selama ini membawa untuk keperluan konsumsi selama liburan di Bali.
 
Mengantisipasi masuknya wabah ASF, Terunanegara, Kepala Karantina Pertanian Denpasar mengatakan bahwasannya segala upaya akan dilakukan untuk mempertahankan Bali tetap bebas dari ASF. 
 
 
Ket foto : Kepala Balai Karantina Pertanian Kls I Denpasar, drh. I Putu Terunanegara, MM 
 
“Ini tanggung jawab kita bersama, kerjasama seluruh pemangku kepentingan baik di Bandara maupun pemerintah daerah yang membidangi fungsi kesehatan hewan adalah kunci utama pencegahan ASF,” terang Kepala Balai Karantina Pertanian Kls I Denpasar, drh. I Putu Terunanegara, MM di ruangannya Jumat (4/10). 
 
Kerjasama ini sudah kami laksanakan dengan stakeholder yang ada di Bandara International I Gusti Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara, PT. Angkasa Pura I, Bea Dan Cukai serta seluruh maskapai penerbangan yang melayani penerbangan dari negara tertular. Salah satu langkah cepat sebagai upaya pencegahan adalah dengan memperketat dan memeriksa bawaan penumpang yang berpotensi membawa wabah ini ucapnya menambahkan.
 
 
Upaya  pencegahan juga dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discusion (FGD) dan sosialisasi melalui pemasangan banner di tempat-tempat strategis yang menjadi peluang tempat masuknya penyakit ASF.
 
Untuk wisatawan yang sudah terlanjur membawa tentengan berupa produk olahan babi, Karantina Pertanian Denpasar juga mengantisipasi dengan menyiapkan Quarantine Bin sebagai sarana penampungan produk yang nantinya dilanjutkan dengan pemusnahan. Analisa risiko juga dilakukan oleh petugas karantina terhadap kemungkinan masuknya ASF ke Bali dengan pengambilan sampel sampah sisa makanan di pesawat.(BB)