Cari Penyebab Paus Mati di Pantai Yeh Leh, Tim Dokter Mulai Lakukan Nekropsi

  09 April 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Tim dokter langsung melakukan Nekropsi terhadap paus yang terdampar setelah air laut surut

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Evakuasi paus terdampar di Pantai Yeh Leh terkendala oleh air laut yang sedang pasang, tim evakuasi berusaha menarik bangkai paus tersebut dengan tali yang di tarik oleh alat berat, lantaran berat paus tersebut diperkirakan beratnya 10 ton menyebabkan tali yang dipakai narik beberapa kali putus sehingga diputuskan mengganti tali dari BPBD Jembrana hanya sekedar untuk menahan ikan tersebut agar tidak dibawa arus Kembali.

Setelah beberapa jam melakukan evakuasi akhirnya sekira pukul 15.10 wita air laut surut dan Tim dokter dari Denpasar langsung melakukan nekropsi mencari penyebab ikan tersebut mati dan terdampat di Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. Sebelumnya tim evakuasi sulit menarik paus yang diperkirakan berat 10 ton dengan menarik menggunakan alat berat. Beberapa kali tali yang dipakai menarik pustus, sehingga diputuskan menunggu air laut surut.

Pantauan dilapangan, dari pagi hari warga antusias berdatangan untuk menyaksikan langsung ikan paus raksasa tersebut. Kebanyakan warga yang berkunjung merasa penasaran dengan penampakan ikan yang cukup besar tersebut. Sementara alat berat sudah disiapkan oleh Dinas PU dan BPBD Kabupaten Jembrana untuk menahan dan membuat lubang tempat penguburan ikan tersebut. Selain itu Tim dokter dari Kementrian Kelautan juga sudah standby di lokasi.

Saat dikonfirmasi Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, hari ini pihaknya mulai melakukan nekropsi membuka organ-organ tubuh paus tersebut untuk menganalisa mengetahui penyebab kematian paus tersebut. Selanjutnya akan dilakukan penguburan yang dibantu oleh alat berat Pemkab Jembrana.

“Jadi ini merupakan kejadian ke tiga kalinya di Bali, agak mengejutkan bagi kami. Kejadian kali ini kami menduga adanya penyakit, paus ini sakit, kita akan meneliti sakitnya apa, setelah kita mendapatkan sample kita akan menyelidiki di laboratoriun agar tidak berkembang asumsi yang menduga-duga,” terangnya. Minggu (9/4/2023)

Menurutnya, memang banyak penyebab kematian, akan tetapi dugaan sementara paus tersebut sakit. Ikan yang terdampar tersebut merupakan Paus Sperma dengan berjenis kelamin jantan, kalau umur paus tersebut belum dipastikan. Untuk memastikan pihaknya akan mengambil sample terlebih dahulu.

“Kalau ibaratkan dengan manusia, ikan ini ibaratnya dewasa berkisar umur 16 atau 17 tahun. Terkait dugaan paus tersebut disebabkan oleh zat asing berupa senar tali mata pancing atau plastik nanti kalau kita sudah melakukan nekropsi kita bisa melihat pencernaan ikan tersebut,” ucapnya

Sementara Kalaksa BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, evakuasi terkendala ikan terlalu besar luar biasa bobotnya, untuk hanya menahan agar tidak ikan terbawa arus digunakan alat berat. “Ikan tersebut diikat agar tidak bergerak menunggu air surut. Ini air nya sudah mulai surut, kalau sudah surut kita menunggu tim dokter dari Kementrian kelautan melakukan nekropsi mencari penyebab ikan tersebut mati,” ungkapnya.

Setelah selesai tim dokter dari Kementrian melakukan nekropsi, karena ikan ini terlalu besar dan juga proses penguburan juga terlalu jauh sekira 300 meter ke barat tepatnya di belakan Rest Area, ikan tersebut akan dipotong-potong diangkut dengan truk dari Dinah LH menuju tempat penguburan. “Kita menggali sedalam-dalamnya diatas 5 meter agar tidak kedepannya menimbulkan bau tidak sedap,” ucapnya.

Agus juga mengaku, pihaknya tidak bisa mengubur ikan tersebut di sekitar lokasi paus terdampar lantaran pasir terlalu dangkal. “Kita tidak bisa menggali disini karena pasir terlalu dangkal, dibawah pasar banyak ada batu karang, ya diputuskan di barat sebelah selatan rest area, disana kita bisa menggali cukup dalam,” pungkasnya. (BB)