Bermain Game dapat Mengurangi Stres. Begini Penjelasannya!

  31 Juli 2017 KESEHATAN International

Ilustrasi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Internasional. Sekitar 50% pekerja di Amerika Serikat mengalami gejala kelelahan kognitif, stres, dan kegelisahan saat bekerja.
 
Gejala tersebut bisa jadi diakibatkan oleh tekanan pekerjaan atau bisa jadi tugas yang terlampau menumpuk.
 
Namun berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah kampus di Negeri Paman Sam sana, bermain game di tengah hiruk pikuk pekerjaan kantor memiliki dampak positif untuk me-refresh kemampuan otak.
 
Sebagaimana dikutip dari Phone Arena, Senin (31/7/2017), University of Central Florida telah mengungkap manfaat game yang secara mengejutkan, dapat menyegarkan pikiran di saat otak terlalu keras berpikir karena melakukan tugas berat dan hal-hal yang membosankan.
 
 
Studi tersebut dilakukan kepada 66 partisipan. Selama pengujian mereka diberikan perintah untuk melakukan pekerjaan yang berulang-ulang dan tak menarik.
 
Hal ini untuk merangsang otak partisipan agar bekerja lebih berat dan mengetahui kada stresnya. Semua partisipan kemudian diberikan jeda istirahat selama beberapa waktu. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok.
 
Untuk kelompok pertama diperintahkan agar bermain game. Kelompok kedua diberikan tugas hanya bersantai-santai sambil berdiri tanpa gadget, sedangkan kelompok ketiga diberikan pelatihan relaksasi.
 
Setelah dilakukan percobaan itu, ternyata kelompok yang diberikan jeda waktu untuk bermain game merasa lebih baik dibandingkan dua kelompok lainnya.
 
Meski merasa lega karena bisa terbebas dari tugas, kelompok kedua mengaku justru pada akhirnya merasa khawatir dengan pekerjaan mereka.
 
Sedangkan kelompok ketiga, memiliki pikiran yang lebih baik yakni bisa mengurangi efek stres dan terbebas dari pikiran negatif.
 
"Orang-orang harus memiliki waktu beristirahat untuk melakukan aktivitas yang menarik dan menyenangkan seperti bermain video game yang dapat menyegarkannya kembali," ungkap Michael Raup, penulis dari penelitian tersebut. (BB/oke)