Bantu Pemerintah, Agung Paramita Dewi Gencar Sosialisasi Stunting dan Gizi Menuju Keluarga APD

  12 Oktober 2023 KESEHATAN Denpasar

Salah satu tokoh perempuan milenial Kota Denpasar Anak Agung Istri Paramita Dewi, S.M., atau kerap disapa Agung Paramita Dewi (APD) yang kini gencar dan masif bergerak bersama-sama masyarakat membantu program pemerintah menurunkan angka stunting melalui penyuluhan di kalangan kaum perempuan.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Kasus stunting masih menghantui masyarakat Indonesia, termasuk juga di Pulau Bali. Untuk mengurangi kasus stunting, pemerintah kini makin gencar untuk menurunkan angka stunting dengan melihat partisipasi seluruh elemen masyarakat. Di Kota Denpasar sendiri dilakukan berbagai upaya intervensi yang terintegrasi dengan berbagai pihak dari tim percepatan penurunan stunting tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan, tim penggerak PKK, lembaga adat, kader pembangunan manusia, para pengusaha serta keterlibatan tokoh masyarakat.

Seperti diketahui stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak dimana penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

Salah satu tokoh perempuan milenial Kota Denpasar Anak Agung Istri Paramita Dewi, S.M., atau kerap disapa Agung Paramita Dewi (APD) yang kini gencar dan masif bergerak bersama-sama masyarakat membantu program pemerintah menurunkan angka stunting melalui penyuluhan di kalangan kaum perempuan.

Bahkan tak main-main, sebagai bentuk keseriusan Agung Paramita Dewi (APD) yang merupakan putri Politisi senior PDI Perjuangan I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE., MM. yang kerap disapa ARW ini berkeliling kota Denpasar lewat program "Sosialisasi Stunting dan Gizi Menuju Keluarga APD (Aman, Partisipatif, Damai)" yang disambut antusias kaum perempuan Kota Denpasar. 

Sosialisasi stunting pertama Agung Paramita Dewi (APD) menggandeng Dr. Ni Nengah Ariati , SST..M.Erg., dan tokoh masyarakat Ubung, I Nyoman Gede Sumara Putra., ST., atau kerap disapa Bli Mang De yang tak lain Anggota DPRD Kota Denpasar fraksi PDI Perjuangan di Banjar Binoh Kaja, Ubung, Denpasar, pada Sabtu (7/10/2023) dan dilanjutkan dengan menyasar masyarakat empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar.

"Kami hadir di Banjar Binoh Kaja, bersama Bli Mang De (I Nyoman Gede Sumara Putra., ST., red) tokoh masyarakat Ubung untuk memberikan penyuluhan pencegahan stunting. Kami bergandengan tangan bersama pemerintah berupaya sekuat tenaga mencapai angka 4 persen penurunan angka stunting di Kota Denpasar," kata Agung Paramita Dewi (APD) kepada media.

Agung Paramita Dewi (APD) yang dikenal Calon Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Bali dari PDI Perjuangan dengan nomor urut 6 Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Denpasar pada Pileg 2024 nanti bahwa apa yang dilakukan sejalan dengan program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Kota Denpasar untuk itu diperlukan peran serta masyarakat dalam menyukseskan program ini.

"Apa yang saya lakukan ini dalam rangka membantu pemerintah menurunkan angka stunting. Saya menyadari pemerintah memerlukan stakeholder agar bisa menyasar seluruh masyarakat dan bergotong-royong menurunkan angka stunting," ungkap Agung Paramita Dewi (APD).

Adapun alasan Agung Paramita Dewi (APD) sangat antusias dan komitmen turut menurunkan angka stunting, selain karena memang naluri sebagai seorang perempuan terkait tumbuh kembang anak agar dapat hidup sehat, juga keterpanggilan selaku elemen masyarakat. 

"Bapak Presiden Jokowi sudah jelas-jelas mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi. Termasuk Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar agar generasi kedepan semakin sehat dan berkualitas," terang Agung Paramita Dewi (APD).

"Hal ini menjadi penting dilakukan untuk monitor perkembangan dan hasil kerja penurunan angka stunting, apalagi pemerintah sendiri telah berupaya keras menurunkan angka stunting," imbuhnya.

Menurut APD, edukasi penurunan stunting sangat penting dipahami oleh masyarakat dan beberapa upaya percepatan stunting dimulai dari pemenuhan gizi sejak hamil, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berumur enam bulan, memberi makanan pendamping ASI yang sehat, terus memantau tumbuh kembang anak serta selalu menjaga kebersihan lingkungan. APD berharap semakin banyak elemen masyarakat yang berpartisipasi akan memudahkan pemerintah untuk menurunkan angka stunting.

"Edukasi ini sangat penting karena tingkat pemahaman masyarakat tidak sama," tegas APD. 

Foto: Salah satu tokoh perempuan milenial Kota Denpasar Anak Agung Istri Paramita Dewi, S.M., atau kerap disapa Agung Paramita Dewi (APD).

Bagi Agung Paramita Dewi (APD), peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga sangatlah signifikan dimana peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga sangat penting dan beragam. Termasuk pula dibidang pendidikan dan pengembangan keterampilan perempuan sangat penting dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Dengan memiliki kualifikasi yang baik, perempuan dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih tinggi. 

"Banyak perempuan yang terlibat dalam usaha kecil dan menengah (UKM) dan banyak perempuan bekerja di luar rumah untuk mendukung penghasilan keluarga. Mereka berkontribusi pada pendapatan keluarga dan dapat membantu mencapai tujuan keuangan bersama. Mereka juga dapat menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pendapatan tambahan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal," jelasnya.

Selain itu, lanjut Agung Paramita Dewi (APD), beban kerja perempuan saat ini semakin berat dan perempuan sering kali berperan dalam pengelolaan keuangan keluarga serta membantu mengelola anggaran, berinvestasi, dan menghemat uang untuk mencapai tujuan keuangan sehingga memberikan pendidikan keuangan kepada perempuan adalah langkah penting dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Perempuan sering kali berperan penting dalam pendidikan anak-anak mereka dan memprioritaskan pendidikan anak-anak, perempuan dapat membantu menciptakan peluang ekonomi yang lebih baik bagi generasi mendatang.

"Peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga sangat kompleks dan beragam tergantung pada konteks sosial, budaya, dan ekonomi. Namun, pada dasarnya, perempuan memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara positif pada kesejahteraan ekonomi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan," sebutnya.

Sementara, Dosen jurusan gizi Poltekkes Denpasar, Dr. Ni Nengah Ariati , SST..M.Erg optimis kasus stunting bisa diturunkan apalagi setiap orang tua  ingin anaknya cerdas sehat sehingga langkah yang dilakukan agar stunting bisa turun yaitu salah satunya dengan pemenuhan gizi seimbang bagi balitanya. Baginya, agar tidak ada stunting yakni dari hulu dari remajanya baik remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balitanya harus di treatment.

"Soal stunting tidak hanya soal balita saja namun harus dari hulunya. Dari remaja tidak anemia dengan melihat kadar Hb nya, jangan sampai ada anemia pada remaja. Pemerintah sebenarnya sudah memiliki program bagi remaja, cuman remajanya yang kurang paham seperti dikasi tablet tambah darah tapi tidak di minum sehingga hal seperti itu harus disosialisasikan supaya tidak terjadi anemia terhadap remaja putri," terang Dr. Ni Nengah Ariati.

Foto: Dosen jurusan gizi Poltekkes Denpasar, Dr. Ni Nengah Ariati , SST..M.Erg

Menurutnya, remaja putri sering berdiet ketat dan ingin tampil seperti model yang ia inginkan dan di idolakan sehingga Ia berharap remaja jangan terobsesi dengan badan kurus dan menganggap kurus itu bagus padahal tidak seperti itu karena remaja kurus dan remaja KEK (kurang energi kronis) dan remaja anemia berpotensi melahirkan bayi stunting. 

Untuk calon pengantin, tiga bulan sebelum menikah harus direncanakan dulu dan di cek kesehatannya supaya tidak terkena penyakit infeksi dan pastikan calon pengantin terbebas dari penyakit infeksi seperti infeksi TBC, HIV, hepatitis karena itu penyakit menular yang beresiko melahirkan bayi stunting. Selain itu, pada saat hamil pastikan makanannya cukup gizinya. Bagi ibu yang habis melahirkan dan menyusui jangan ingin berdiet dan terlihat langsing karena hal itu tidak benar, karena berat badan akan turun secara normal ketika ibu menyusui bayinya selama 2 tahun. 

"Anak wajib diberikan ASI selama 2 tahun, diberikan kolostrum diberikan ASI eksklusif. Anak rutin di cek ke dokter atau Posyandu untuk dipantau tinggi dan berat bayinya. Karena jika berat badan dan tinggi badan tidak berkembang bisa segera ditangani. Pastikan jam tidur anak itu cukup karena pada masa tidurlah dia hormon pertumbuhannya bekerja dengan baik. Tiap 6 anak rutin dibawa ke dokter atau diberi obat cacing karena kalau anak cacingan juga tidak nyampai juga ke target," saran Dr. Ni Nengah Ariati.(BB).