Arah Kadeee! Serangan Lalat Bikin 'Inguh', Warga Yehembang Protes Kandang Ayam Bodong

  01 Januari 2019 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Sejumlah warga Banjar Wali, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana pagi tadi memprotes keberadaan kandang ayam boiler yang berdiri di tengah-tengah pemukiman warga.
 
 
Pasalnya kandang ayam yang diduga tak berizin tersebut memunculkan lalat yang sangat banyak dan menyerang rumah warga dengan radius mencapai 1 km. Kondisi tersebut menurut warga sekitar sangat menganggu dan membuat warga jijik, terutama saat makan karena lalat-lalat tersebut hinggap dimakanan.
 
Sejumlah pemilik warung di dekat kandang juga dibuat pengeng oleh serbuan lalat yang diduga bersumber dari kandang ayam milik warga lokal tersebut. Pasalnya lalat-lalat tersebut hinggap di makanan yang dijual diwarung-warung tersebut, sehingga pembeli enggan untuk berbelanja di warung.
 
Sebenarnya sejumlah pemilik warung sudah berusaha mengendalikan serangan lalat tersebut dengan menggunakan lem lalat, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil karena jumlah lalat sangat banyak. Sehingga pemilik warung hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut.
 
 
 
Warga sebenarnya sudah sering menyampaikan protes melalui kelian banjar setempat maupun kepada perbekel, namun hingga kita tidak mendapat respon apa-apa dan peternakan tersebut terus saja berproduksi.
 
"Saya sangat keberatan pak, lalatnya sangat banyak. Ini sudah terjadi sejak dua tahun. Sudah sering saya protes ke kelian banjar tapi tidak ada respon apa-apa," ujar Made Sudana, salah seorang warga setempat, Selasa (1/1/2019).
 
Menurutnya, dia sudah tinggal di lokasi tersebut sejak tahun delapan puluhan, namun kandang tersebut baru berdiri sejak pertengahan tahun 2016. Dia meyakini kandang ayam tersebut tidak memiliki izin karena tidak mungkin pemerintah mengeluarkan izin mengingat peternakan ayam potong tersebut berada di tengah-tengah pemukiman warga.
 
"Dulu memang kelian banjar minta tanda-tangan penyanding tapi dengan sedikit memaksa katanya tanda tangan saja. Nanti jika ada masalah dan merugikan warga sekitar, kelian banjar yang akan mengurusnya. Tapi kenyataannya tidak ada tindakan apa-apa dari kelian banjar," keluhnya.
 
Hal senada juga disampaikan oleh Putu Tal, pemilik warung yang bersebelahan dengan kandamg ayam tersebut. Menurutnya serangan lalat itu terjadi sejak kandang ayam itu berdiri. Kondisi tersebut membuat warungnya sepi pembeli karena dipenuhi oleh lalat.
 
 
"Bahkan orang-orang sampai bilang saya ini jualan lalat karena di warung saya penuh lalat," tuturnya.
 
Menurutnya, serangan lalat sudah terjadi sejak dua tahun, semenjak kandang ayam tersebut berdiri. Kondisi ini terjadi lantaran kandamg ayam tersebut tidak pernah dibersihkan karena karyawan yang dimiliki pihak pemilik kandang hanya satu orang.
 
 
Protes senada juga disampaikan oleh Putu Suparta dan sejumlah warga lainnya. Bahkan selain memunculkan serangan lalat, keberadaan kandang ayam tersebut juga menebar bau busuk yang sangat menyengat lantaran kotorannya jarang di bersihkan. 
 
Menurut warga saat ini ada seribu ekor lebih ayam boiler yang dipelihara di peternakan ayam tersebut dan berumur sekitar 40 hari. Warga mengatakan serangan lalat terparah biasa terjadi saat menjelang panen. Terkait hal tersebut warga sekitar meminta aparat terkait segera bertindak menutup kandang ayam tersebut lantaran sangat merugikan warga sekitar.
 
Sementara itu Perbekal Yehembang Made Semadi belum bisa dikonfirmasi terkait protes warga tersebut. Dihubungi melalui telpon, Semadi mengaku sedang berada di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, menghadiri hajatan.(BB)