Nyelam Cari Akar Batu, Nahas! Muhammad Tohir 'Hilang' Terseret Arus

  02 November 2019 PERISTIWA Klungkung

Humas SAR Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Nasib nahas dialami Muhammad Tohir (20), warga asal Dusun Bangsal, Desa Labuan Lalar, Kecamatan Taliwang,  Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Ia terseret arus saat sedang mencari tanaman laut jenis akar batu di Water Sport Samala perairan Banjar Telaga, Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Jumat (1/11/2019). 
 
 
Kejadian tersebut bermula ketika korban bersama temannya, Daim (25) menyelam pada pukul 10.00 Wita. Mereka menyelam hanya dengan menggunakan 1 tabung selam saja, yang nantinya digunakan secara bergantian. Sekitar 30 menit menyelam, mereka berada di kedalaman 50 meter dan oksigen dalam tabung sudah habis. 
 
Saat itu juga Daim baru menyadari Tohir sudah tidak ada bersamanya. ia tergesa-gesa berenang ke permukaan karena sudah merasa tidak nyaman kekurangan oksigen. Teman-teman yang menyaksikan kondisi Daim segera memberikan pertolongan, selanjutnya berusaha mencari Tohir, namun tak ditemukan.
 
 
Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) mendapatkan laporan pada pukul 15.20 Wita dari Sudarsa (Polsek Nusa Penida). Kebetulan posisi Unit Siaga SAR Nusa Penida berdekatan dengan Samala Water Sport. Usai melakukan koordinasi, tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian dengan menggunakan rubber boat. 
 
 
"Area penyisiran difokuskan pada koordinat  8°40'29.35"S - 115° 32'42.39"T, diduga titik korban hilang terseret arus bawah laut," jelas Hari Adi Purnomo selaku Kepala Kantor Basarnas Bali. Sampai dengan petang, mereka belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaa  Tohir.
 
 
"Setelah operasi SAR yang kemarin dilakukan hasilnya nihil, tadi pagi diturunkan 4 personil dari Basarnas Bali bersama Balawista, Polsek Nusa Penida, dan pihak water sport, melakukan penyisiran menggunakan rubber boat serta speed boat" ungkap Hari Adi. 
 
Sesuai rencana operasi SAR, luas area penyisiran ditentukan 10 Nm2 dengan metode paralel search. Masing-masing SRU terbagi di 2 are, disamping itu ada juga pemantauan di darat. Namun sampai dengan pukul 18.00 Wita, korban belum juga ditemukan.(BB)