Serbuan Anjing Liar Teror Ternak di Dusun Sente

  28 Maret 2019 PERISTIWA Klungkung

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Keberadaan anjing liar yang menghuni perbukitan di sekitar Dusun Sente akhir-akhir ini mengancam ternak warga yang ada di sekitarnya. Seperti yang dialami sejumlah warga yang tinggal di Dusun Sente, Desa Pikat, Dawan yang merasakan teror anjing liar kepada hewan ternaknya. Diduga penyerangan ke permukiman warga ini disebabkan karena populasi anjing liar di perbukitan sudah semakin banyak.
 
 
Warga sekitar sering melihat keberadaan anjing liar yang turun dari bukit-bukit yang ada di sekitar Dusun Sente. Bahkan, tempat olah sampah setempat (TOSS) Sente sering menjadi tempat anjing liar tersebut berkembang biak. Sebelumnya, keberadaan anjing liar ini belum begitu ditanggapi serius warga sekitar. Namun kini setelah banyak kasus anjing liar yang masuk ke permukiman warga untuk memangsa hewan ternak, warga sekitar pun mulai merasa resah.
 
Seperti yang dirasakan salah satu warga Dusun Sente Nyoman Surati (50). Ia mengaku menjadi korban keganasan serangan anjing liar tersebut. Menurutnya, dua ekor anak babi peliharaannya yang baru dilahirkan sebulan lalu tersebut dimangsa sekitar empat anjing liar. Pada saat itu Nyoman Surati melihat sendiri keganasan anjing liar tersebut memangsa hewan ternak.
 
Ia pun sempat menyelamatkan salah satu anak babi yang masih hidup setelah digigit, tapi malah Nyoman Surati yang menjadi sasaran anjing liar tersebut.  “Saya malah mau diserang. Untung suami saya segera datang sehingga saya tidak sampai digigit,” ungkapnya yang mengaku berlari ke dalam rumah untuk menghindari serangan anjing liar tersebut.
 
 
Tidak hanya babi saja, informasi di lapangan disebutkan serangan anjing liar ini disebut juga memangsa anak sapi dan juga unggas. Kejadian ini pun langsung dilaporkan ke Kepala Dusun Sente, Nengah Sutaryajana. 
 
Keresahan akibat serangan anjing liar ini pun membuat sejumlah warga berinisiatif meracuni anjing liar tersebut dengan memberi racun pada sate yang menjadi umpan anjing liar tersebut. “Suami saya bawa sate yang sudah berisi racun itu ke bukit dekat TPA Sente. Biasanya mereka bersembunyi di sana. Ada tiga anjing liar yang mati setelah memakan sate itu,” katanya.
 
Tindakan ini pun efektif membunuh tiga anjing yang sempat menyerang ternak warga. Meski begitu warga tetap merasa resah dengan keselamatan hewan ternaknya. Pasalnya masih ada belasan anjing liar yang terlihat berkeliaran di sekitar perkebunan warga. 
 
“Tahun lalu lima ekor anak babi saya habis dimakan anjing liar. Padahal saya memelihara babi ini dengan sistem ngadas (bagi hasil, red). Kalau ada lima anak babi yang lahir, saya dapat empat ekor, yang punya babi dapat satu ekor. Saya rugi pakan , karena sudah dimangsa sama anjing liar seperti ini, ,” tambahnya.
 
 
Kepala Dusun Sente, Nengah Sutaryajana menyebutkan banyak ternak warga lainnya yang juga dimakan anjing liar tersebut. Menurutnya, anjing liar ini tidak hanya beraksi di malam hari namun juga pada pagi dan siang hari. “Kalau dilihat sepi, anjing-anjing ini pasti beraksi,” jelasnya.
 
Pemberantasan anjing liar ini sebenarnya sempat dilakukan setahun lalui di dusun tersebut. Namun tidak eliminasi ini tidak sampai membunuh seluruh anjing liar dan akhirnya terus berkembangbiak. Diperkirakan jumlah anjing liar di sekitar perbukitan sekitar Dusun Sente mencapai 50 ekor lebih. 
 
Diungkapkannya, peristiwa ini telah terjadi sejak TPA Sente berdiri. Sehingga pihaknya memperkirakan jika TPA Sente menjadi salah satu tempat pilihan untuk membuang anjing. “Kami berharap tidak ada lagi yang buang anjing seperti itu,” pungkasnya. (BB)