Kontraproduktif dengan Visi Misi Koster-Ace

Hambat Bantuan Rp 500 Juta, Gus Oka : Pak Koster dan Tim 'Minder' Hanya Bantu Rp 300 juta

  07 Juni 2018 OPINI Denpasar

baliberkarya/dok

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua DPW Partai Nasdem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa tak habis pikir niat mulia memberi bantuan dana desa pakraman Rp 500 juta yang digulirkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) dipermasalahkan. 
 
 
Mirisnya lagi, kata politisi kalem yang akrab disapa Gus Oka menilai janggal pihak lawan dan tim dengan menghalalkan berbagai cara untuk menggiring opini publik bahwa komitmen Mantra-Kerta itu termasuk money politic (politik).
 
Untuk itu, Gus Oka pun mengetuk hati nurani dan mengajak kubu lawan berpikir jernih untuk menyelamatkan adat budaya Bali yang mengakar serta tumbuh berkembang di desa pakraman. 
 
Tak lupa, politisi murah senyum dan dikenal baik itu juga mengingatkan Koster-Ace dan para pendukungnya bahwa mereka juga menjanjikan dana bantuan desa pakraman, meski memang nominalnya lebih kecil, hanya Rp 300 juta.
 
"Saya rasa Pak Koster dan tim merasa minder hanya bisa membantu Rp 300 juta sedangkan Mantra-Kerta bisa Rp 500 juta. Mungkin mereka juga takut dengan kebangkitan dan rasa jengah desa pakraman. Atau mungkin malah tidak ingin menguatkan desa pakraman. Makanya niat Mantra-Kerta membantu dana bantuan Rp 500 juta ini dihambat," ucapnya di Denpasar, Kamis (7/6/2018).
 
 
Agar publik makin mengetahui, Gus Oka pun akhirnya menjelaskan, angka Rp 500 juta bantuan bagi desa pekraman itu merupakan aspirasi masyarakat dari akar rumput.  
 
"Saat kita turun kampanye, sosialisasi, di berbagai kesempatan, aspirasinya memang Rp 500 juta. Kemudian kita menjemput aspirasi itu, mengkajinya apakah realistis atau tidak, apakah bisa tercover APBD atau tidak. Dan hasilnya, ternyata bisa. Lalu kita rumuskan bahwa pemerintah sanggup memberi bantuan Rp 500 juta bila Mantra-Kerta terpilih," jelasnya.
 
 
Jika ada pihak yang mencari-cari alasan untuk menghambat niat mulia tersebut dan berdalih bahwa janji tersebut tidak ada dalam visi misi Mantra-Kerta maka Gus Oka meminta agar pihak-pihak yang menghambat dan berniat tidak baik tersebut agar menelaah secara seksama visi, misi dan program pasangan calon Mantra-Kerta.
 
"Kami di berbagai kesempatan, di berbagai pemberitaan telah menjelaskan bagaimana bantuan terhadap desa pakraman di Bali itu sangat rasional, edukatif, tidak melanggar hukum, dan uangnya ada. Sekarang malah dilaporkan sebagai politik uang," kritiknya.
 
Ia mengakui, memang secara tersurat angka uang dalam visi misi tidak disebutkan, tetapi dalam misi Mantra-Kerta yakni Nawacandra pada point 1,5,7 sudah disebutkan soal komitmen pembangunan desa pakraman di Bali.
 
Gus Oka memandang upaya pihak lawan ini bisa saja malah menjadi blunder dan memusuhi desa pakraman. Pasalnya, bantuan dana desa pakraman Rp 500 juta yang diusung Mantra-Kerta lahir dari aspirasi krama desa pakraman di Bali. 
 
 
"Pihak lawan yang mempersoalkan dan menghalangi dana bantuan desa pakraman itu sama saja dengan memusuhi dan mengkerdilkan desa pakraman. Kalau memang benar ingin menjaga Bali mestinya dukung penguatan desa pakraman," sentil Gus Oka.
 
Tak lupa, Gus Oka sekali lagi mengingatkan pihak lawan dan pihak-pihak yang ingin menghambat dana bantuan desa pakraman jangan sampai membuat krama desa pakraman bangkit rasa jengahnya dan melakukan perlawanan. 
 
Berhadapan dengan desa pakraman tentu akan sangat kontraproduktif dengan visi misi dan janji-janji kampanye Koster-Ace. Ia juga mengingatkan jangan sampai polemik menyangkut desa pakraman terulang hanya karena ada pertanyaan dan sikap kurang arif dan bijaksana dari tokoh-tokoh Bali.(BB).