Cuaca Buruk, Ketapang-Gilimanuk Berlakukan Sistem Buka Tutup

  24 Januari 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Hujan deras dan angin kencang kembali melanda wilayah Jembrana sejak Rabu (24/1) siang. Kondisi ini ternyata berdampak buruk terhadap penyebrangan di Selat Bali.  
 
 
Cuaca buruk tersebut menyebabkan pihak Otoritas Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang memberlakukan sistem buka tutup.
 
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang terjadi pada Selasa, (23/1) sore yang menimbulkan kabut di perairan Selat Bali. Akibat kabut tebal yang terjadi mengakibatkan jalur pelayaran kapal menjadi gelap.
 
Karena membahayakan pelayaran, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar menutup penyebrangan mulai pukul 17.45 wita. Penutupan tersebut dilakukan karena jarak pandang Nahkoda atau juru mudi kapal sangat terbatas dan beresiko bisa mengakibatkan terjadi tabrakan antar kapal atau kapal salah arah.
 
 
Saat penyebrangan tutup tidak terjadi antrean kendaraan karena yang akan menyebrang tidak banyak. Cuaca buruk tersebut tidak lama terjadi dan pukul 18. 10 wita, penyebrangan pun kemudian dibuka kembali.
 
Kemudian hujan deras disertai petir yang terjadi siang hingga sore tadi, kembali membuat penyebrangan lintas Jawa-Bali terganggu. Kabut tebal yang turun kembali membuat Selat Bali gelap dan membuat jarak pandang nahkoda dan juru mudi terbatas dan penyebrangan ditutup kembali mulai pukul 15.00 wita.
 
"Penyebrangan di Selat Bali di dihentikan sementara mengingat cuaca buruk terutama di pelabuhan Ketapang hujan deras dan berkabut," ujar seorang Petugas Syahbandar, Gilimanuk.
 
Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 15.25 wita, penyeberangan dibuka kembali dan sejumlah kapal yang sebelumnya diistirahatkan akhirnya bisa beroperasi kembali.
 
 
 
"Yang minta penundaan pelayaran, Syahbandar Ketapang karena kabut tebal membuat jarak pandang terbatas dan itu membahayakan," terang Manajer Oprasional PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono dikonfirmasi, Rabu (24/1/2018).
 
Selama penundaan, kata Heru 32 Kapal yang dioperasikan ASDP mencari posisi yang aman. Jumlah pengguna jasa juga tidak banyak sehingga tidak ada antrean.(BB)