Dampak Erupsi Gunung Agung "Kalahkan Bom Bali" Rapuhkan Sektor Pariwisata

  07 Desember 2017 OPINI Denpasar

ilustrasi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Dampak erupsi Gunung Agung terhadap terpuruknya sektor pariwisata Bali lebih dahsyat bahkan kalahkan musibah Bom Bali. Pasalnya, bom bisa meledak di berbagai negara sementara bencana alam yang diakibatkan letusan gunung berapi tidak akan bisa dijangkau dengan pasti oleh kalangan intelektual maupun teknologi yang canggih.
 
Hal itu diutarakan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali I Nengah Tamba. Tamba menilai erupsi Gunung Agung yang terjadi saat ini sangay merapuhkan sektor pariwisata yang menjadi tumpuan dan andalan masyarakat Bali selama ini sehingga perekonomian Bali kini makin terpuruk. 
 
 
"Kita sangat prihatin dengan musibah Gunung Agung. Ini harus dijadikan moment "mulat sarira" bila kondisi ini berlangsung tiga hingga enam bulan kedepan dipastikan pariwisata kita akan terpuruk sekali," ucap Tamba.
 
Tamba yang juga Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Bali ini mengakui Bali sebagai tujuan wisata dengan kondisi rill saat ini justru akan dimanfaatkan oleh negara tetangga dan isu ini bisa saja dikelola dan menjadi citra negatif pariwisata Bali akibat erupsi Gunung Agung. 
 
 
"Bisa saja pesaing dalam hal ini negara tetangga mengelola isu ini, jika bahaya abu vulkanik yang mempengaruhi penerbangan. Kalau kita pergi ke suatu negara, kita pasti menyerap informasi ada apa di negara yang akan dituju kalau membahayakan pasti kita cancel. Apalagi dikemas oleh kompetitor yang menjadi saingan pariwisata Bali," ungkap Tamba dengan nada prihatin.
 
Meski begitu, Tamba mengajak semua pihak agar jangan larut dalam kesedihan ini dan semua komponen di Bali agar bersatu baik eksekutif, legislatif dan kalangan yang bergerak dalam bidang pariwisata tidak diam saja. Baginya, erupsi Gunung Agung lebih dahsyat dibandingkan musibah bom Bali, karena bom bisa meledak di berbagai negara sementara bencana alam yang diakibatkan letusan gunung berapi tidak akan bisa dijangkau dengan pasti oleh kalangan intelektual maupun teknologi yang canggih kapan bencana dan musibah itu akan terjadi.
 
 
"Keamanan kita bisa jamin dengan alat-alat keamanan yang sudah berkembang saat ini, apalagi di Bali didukung kekuatan masyarakat, berbagai element dan kekuatan desa pakraman. Tsunami dan gempa di Jepang saja sulit diprediksi dengan pasti padahal mereka punya alat canggih apalagi kondisi kita di Bali," ungkapnya.
 
Lebih jauh Tamba menerangkan bahwa di Masyarakat saat ini terjadi perbedaan keinginan terkait dengan kondisi erupsi Gunung Agung, dimana satu sisi mengharapkan kondisi kembali seperti semula dan disisi lain ingin Gunung Agung agar segera meletus agar bisa segera dilakukan recovery secara utuh.
 
 
"Kalau saya pikir biar cepat meledak dalam arti positif namun diharapkan jangan sampai menimbulkan dampak yang buruk. Biar cepat recovery saat ini kan upaya itu masih dilakukan secara parsial, kekuatan rill mengorganize kearah situ belum ada, nanti kita serahkan ke Pak Gubernur," tutup Tamba mengakhiri.(BB).
 
 
BACA JUGA :