Basmi Koruptor di Filipina dengan Cara Dibunuh. Di Indonesia Kapan?

  02 Juni 2017 PERISTIWA International

Ilustrasi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Internasional. Filipina diam-diam melancarkan pembasmian terhadap koruptor dengan cara yang mirip dengan pembasmian narkoba.
 
Forbes mengabarkan program pembasmian koruptor itu dikenal di antara penduduk dengan sebutan EJK. Singkatan itu kepanjangan dari 'Extra Judicial Killings' atau 'Pembunuhan di Luar Jalur Hukum'.
 
"Pembasmian dengan cara EJK itu termasuk membunuh, walaupun tidak disebut secara terang-terangan karena dianggap tidak profesional," tulis Forbes.
 
Program EJK tampaknya termasuk dari tiga pilar yang dicanangkan Presiden Duterte sejak menjadi presiden Filipina. Ketiga pilar itu adalah 'Mengalahkan Kriminal, Narkoba, dan Korupsi'.
 
 
Dua pilar pertama telah berlangsung dan terlihat hasilnya, dan kini menginjak ke pilar ketiga, dengan sasaran para koruptor. Maka, satuan pembunuh yang dibentuk Duterte pun telah bergerak sejak akhir Desember silam.
 
Jonas Amora, Direktur Penerimaan Pajak Kawasan Makati, kawasan elite Manila, tewas ditembak mati seseorang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Di samping jasad Amora, tergeletak uang tunai US$7 ribu yang tak disentuh sama sekali, sementara sopirnya luka-luka ringan.
 
Beberapa hari kemudian, 90 karyawan Biro Pajak Makati, menyatakan mengundurkan diri karena takut mati. Angka tak resmi menyebutkan jumlahnya mencapai 300 orang.
 
Nasib yang sama juga dialami Arturo Lachica. Deputi Komisi Bea Cukai itu tewas sehari sebelumnya, ditembak mati saat pulang ke rumah, oleh seorang pelaku tak dikenal.
 
Padahal beberapa hari sebelumnya, Lachica sempat sesumbar, "Jangan khawatir dengan upaya pembasmian korupsi."
 
Sejauh ini, tak ada bukti bahwa pelakunya adalah anggota EJK. Duterte telah memperingatkan bahwa akan berlangsung langkah pembersihan di dua kantor pemerintah, yakni bea cukai dan pajak. 
 
Pemimpin Filipina itu bahkan minta kepada para pengusaha untuk menghabisi para pejabat yang korup. Sementara itu, kepada para koruptor, Duterte memberikan peringatan cukup keras.
 
"Kalau saya tidak menemukan bukti kuat di pengadilan, saya tidak bisa memasukkan kalian ke penjara kan? Jadi, saya bunuh. Jadi posisi kita sama toh?" katanya.(BB/inilah).