(Pengerjaan Hampir Setahun Berjalan)

Beh Kok Keto! Pengerjaan Jembatan Dangin Tukadaya 'Ambruk' Setahun Belum Rampung

  23 Januari 2017 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Pengerjaan jembatan Tukadaya yang berlokasi di jalur Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di perbatasan Desa Dangin Tukadaya dengan Kelurahan Dauhwaru, Jembrana, hingga kini belum rampung dikerjakan.

Padahal jembatan tersebut telah ambruk setahun lalu dan pengerjaan perbaikannya hampir satu tahun berjalan. Hal ini menyebabkan jalur utama Denpasar-Gilimanuk semakin krodit dan sering mengalami kemacetan panjang akibat perbaikan tersebut.

BACA JUGA : Atasi Persimpangan Bandara Krodit, Ahli Infrastruktur Sebut 'Fly Over' Solusinya Bukan 'Underpass'

Disamping itu, kondisi jalur darurat di kedua sisi jembatan yang ambruk tersebut sudah semakin mengkawatirkan lantaran sering dilewati kendaraan bermuatan berat. Jika terus dibiarkan molor seperti sekarang ini maka diikawatirkan jalur atau jembatan darurat tersebut jebol sebelum pengerjaan jembatan utama rampung diselesaikan.
 
Pantauan awak media Baliberkarya.com, tampak sejumlah pekerja masih sibuk mengerjakan pile cap atau pengikat pondasi di bagian ujung timur jembatan. Sedangkan di bagian ujung baratnya telah rampung dikerjakan.

Sejumlah alat berat termasuk sejumlah cetakan beton untuk pemasangan girder atau balok penyangga jembatan telah dipersiapkan di sekitar lokasi proyek tersebut.

Menurut Agus, salah seorang pekerja nantinya setelah jadi pile cap, baru dilakukan pemasangan gilder dan dilanjutkan memasang landasan jembatan.

BACA JUGA : Patut Ditiru! Tiap Hari Saraswati, Alumni SMP N 1 Negara Rutin Beri Beasiswa Adik Kelas Berprestasi

"Memang pekerjaannya masih banyak yang belum dikerjakan dan itu butuh waktu lama," ucap Agus kepada awak media Baliberkarya.com.
 
Untuk diketahui, pengerjaan jembatan digarap oleh PT Soyuren Indonesia melalui kerjasama dengan PT Permata Indah Lestari dengan nilai kontrak mencapai Rp 12.491.225.000 yang bersumber dari APBN 2016.

Namun sayang, seharusnya pengerjaan jembatan tersebut telah rampung, namun kenyataannya hingga kini belum juga rampung dikerjaan. Padahal, batas akhir pengerjaannya seharusnya akhir Desember 2016 lalu dengan kontrak pengerjaan dimulai bulan Juli 2016 lalu.

Informasi yang diproleh, pihak rekanan diberikan perpanjangan waktu hingga tanggal 9 Februari 2017 mendatang. Namun melihat prosentase pengerjaannya dipastikan jembatan tersebut tidak akan bisa rampung hingga batas waktu perpanjangan alias akan molor tanpa diketahui kapan rampungnya.

"Tadi saya dengar begitu, udah ada perpanjangan waktu sampai tanggal 9 Februari. Tidak tahu nanti apa terkejar atau tidak, tergantung kondisi di lapangan," jelas Agus.
 
Lantaran lama belum selesai diperbaiki, kini tampak kondisi kedua sisi jembatan yang diandalkan sebagai jalur darurat selama ini, tampak semakin hancur. Pasangan beton pengaman roda serta tiang pembatas di bagian tengah kedua jalur darurat itu, sudah banyak yang terlepas.

Bahkan di sisi selatannya, sudah tidak tersisa samasekali beton pengaman roda, dan beberapa tiang pengaman terpaksa diganti menggunakan kayu balok terikat tali plastik. Begitu juga dengan bagian landasannya, telah bergelombang termasuk berlubang, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan. Tak ayal, pengguna jalan harus extra hati-hati ketika melewati jalur darurat yang sempit itu.

BACA JUGA : Menangkan Pilgub dan Pileg, Ketua PK Golkar Pekutatan Mulai Manuver

Terkait hal ini, Pengawas Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII Denpasar, I Made Darsa dikonfirmasi awak media mengakui, perbaikan jembatan yang sudah setahun ambruk itu memang sudah sebulan molor dan pihak rekanan dipastikan terkena denda keterlambatan.

Pihaknya juga telah memberikan perpanjangan waktu kepada rekanan sampai tanggal 9 Februari 2017 mendatang. Diharapkan hingga batas waktu perpanjangan, pengerjaan tersebut bisa rampung seluruhnya sesuai perjanjian dalam kontak tersebut.(BB).