Pasca Cuaca Ekstrem, Nelayan Was-was Melaut, Hasil Tangkapan Sedikit

  10 Januari 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Jukung para nelayan terparkir akibat cuaca buruk

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Akibat cuaca buruk yang melanda Kabupaten Jembrana, para nelayan tradisional hampir dua pekan tidak bisa melaut lantaran cuaca yang ektream angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi di selatan Jembrana. Beberapa nelayan yang nekat melaut terkena musibah jukungnya terbalik di hantam ombat besar. Sehingga nelayan lainnya khawatir pergi melaut.

Salah satu nelayan tradisional bernama Sumari 50 tahun asal Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana mengaku masih was-was untuk pergi melaut. Beberapa nelayan pelabuhan rakyat sekitar muara Tukad Yeh Satang nekat melaut sehingga terjadi musibah. "Saya 2 minggu tidak bbersni melaut karena cuaca, hanya beberapa teman saja yang melaut, akibatnya 2 hari lalu berturut-turut ada 2 jukung yang terbalik dihantam obank besar," terangnya. Selasa (10/1/2023).

Nelayan yang merupakan anggota Kelompok Nelayan Setia Dewi ini melanjutkan, dikarenakan cuaca buruk, ratusan jukung nelayan menjadikan Muara Tukad Yehsatang untuk berlabuh pasca cuaca buruk. "Kemarin ada juga nelayan yang nekat melaut, saya sendiri belum berani melaut masih was-was akibat cuaca buruk. Mereka melaut tidak bersni menginap ditengah laut cuacanya tidak menentu, berwngkat pukul 02.00 wita mereka kembali pukul 10.00 wita dengan tangkapan minim," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan seorang nelayan Pengurus Kelompok Nelayan Sumber Sari Karya, Faturahman 42 tahun mengatakan, dirinya juga tidak berwni melaut lantara cuaca buruk angin kencang sehingga gelombang ditengah laut menjadi besar. "Saya 2 minggu tidak melaut karena ombag besar dan angin kencang. Ombak reda mulai dari hari Minggu (8/1/2022), Senin kemarin nelayan mulai melaut dikarenakan musim ikan layur. Sebenarnya was-was untuk melaut selain cuaca buruk, hhasil tangkapan juga sedikit," ucapnya.

Saat dikonfirmasi awak media Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Solihin mengatakan, cuaca ekstrem sudah berangsur reda, kemarin anggin kencang menyebabkan gelombang tinggi dikarenakan dampak dari siklon tropis ellie. "Beberapa wilayah memang gelombangnya tinggi, akan tetapi wilayah selat Jembrana di perwirwn selatan Bali gelombangnya sedang," pungkasnya. (BB)