SMP PGRI 3 Denpasar Raih Anugerah Revolusi Mental

  21 April 2023 PENDIDIKAN Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Desember 2022 lalu, SMP PGRI 3 Denpasar (Spiga) menerima Anugerah Revolusi Mental (ARM) dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Penganugerahan yang dinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) ini adalah bukti konsistensi Spiga sebagai sekolah yang kaya akan nilai-nilai inovasi, adaptasi, bela negara dan sadar lingkungan berbasis dasar Negara Republik Indonesia, Pancasila.
 
?Semangat Spiga dalam menata dunia pendidikan demi melahirkan insan yang merdeka dan mandiri melalui sederet inovasi dan adaptasinya memperoleh apresiasi  dari pemerintah pusat. Apresiasi tersebut berupa Anugerah Revolusi Mental (ARM) dari Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi).

Penganugerahan yang berlangsung pada Rabu (21/12) lalu ini langsung diterima Kepala SMP PGRI 3 Denpasar, Ni Made Chandra Widayanti, S.Pd.,  di Hotel Borobudur Jakarta. Sekolah yang dikenal dengan semangat sadar lingkungannya melalui program nol sampah plastik ‘Zero Plastic Program ini, menjadi satu-satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia yang menerima ARM ini. 

Anugrah ini diterima Spiga atas konsistensinya dalam melakukan perubahan berani revolusi karakter bangsa melalui kebijakaan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional. Beberapa aspek yang menjadi sorotan perubahan pada pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsioanal aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Keberanian Spiga yang berjalan dengan nilai-nilai tersebut tentu mengubah wajah sekolah menjadi rumah belajar yang sarat akan nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong. Spiga yang secara konsisten tampil beda dengan kurikulum ini pun berhasil mewujudkan kinerja prioritas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruh Amin. Jajaran guru Spiga berani keluar dari zona nyaman dengan menerapkan program pembelajaran yang berbasis Pancasila dan dirancang dengan ramah teknologi (modern) dan langsung menerapkan ilmu yang diperoleh melalui program mengasyikkan, salah satunya dengan games berbasis aplikasi hingga media sosial.

Perjuangan Spiga mewujudkan sekolah revolusi mental tak terlepas dari peranan Alm. Dr. I Made Suada sebagai nahkoda pertama dari Kapal Spiga. "Kami sadar lingkungan yang asri dan berkelanjutan adalah tanggung jawab kita sebagai manusia, terlebih salah satu nilai budaya dalam Tri Hita Karana. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai revolusi mental menjadi salah satu misi kami dalam mewujudkan visi SMP PGRI 3 Denpasar berkarakter,” pesan kenangan penuh semangat dari Alm. Dr. I Made Suada, MM., M.Si.

Tak hanya pada aspek sumber daya manusia melalui pembenahan kurikulum, Spiga turut konsisten terhadap isu lingkungan hidup. Seperti dengan tidak menghasilkan limbah plastik sekali pakai melalui ‘Zero Plastic Program’. Gerakan lainnnya yang secara berkelanjutan terimplementasi yaitu pengurangan penggunaan plastik melalui program ‘Ban The Big 5’. Adapun gerakan lainnya yang secara konsisten dilakukan seluruh keluarga besar Spiga yakni program pemilahan sampah, penghijauan, serta budaya anti korupsi.

Indikator yang membuat SMP PGRI 3 Denpasar menerima anugerah sekolah pelopor revolusi mental adalah dengan tercapaianya tiga nilai utama yang dikembangkan sekolah sebagai pengungkit revolusi mental yaitu integritas. Integritas sendiri dimaknai sebagai kesesuaian antara apa yang dikatakan pada program yang dirancang dengan apa yang diperbuat oleh sekolah. 

Tentunya, penerimaan anugerah ini adalah sebuah motivasi bagi Spiga untuk konsisten dengan nilai-nilai revolusi mental termasuk menyebarkan semangat gerakan ini kepada berbagai pihak terkait, khsusnya pada aksi nyata yang dilakukan dalam gerakan revolusi mental dan memperluas semangat revolusi mental melalui media sosial Spiga.

Melalui adanya gerakan revolusi mental yang dimulai di bidang pendidikan mampu melahirkan generasi masa depan yang berdikari, berkepribadian luhur, memiliki produktivitas, dan kreativitas. Sehingga terwujud generasi emas yang adaptif menghadapi kemajuan zaman serta semakin banyak pihak yang tergerak melakukan gerakan revolusi mental. (Rls/BB)