Warga Banjar Yehbuah Protes Tambak Milik Orang Asing

  26 April 2017 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Sejumlah warga Banjar Yehbuah, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana melakuakn protes terhadap tambak CV Oke milik warga asing.
 
Pasalnya pihak tambak setahun lalu tanpa musyawarah kepada warga, membuat sumur bor yang besar. Tidak tanggung-tanggung, lima sumur dibagun di areal tambak tersebut.
 
Akibatnya, sedikitnya ada 16 KK yang sumurnya mengalami kekeringan lantaran air bawah tanah sudah disetot pihak tambak dengan sekala besar.
 
"Sudah setahun sumur kami kering itu merupakan dampak sumur bor yang dibuat oleh tambak. Jadinya kami kesusahan air bersih,” ujar Gede, salah seorang warga setempat.
 
Sejak sumurnya kering dirinya dan warga lainnya terpaksa membeli air untuk keperluan masak dan minum. Sedangkan untuk mencuci dan mandi warga memanfaatkan air di sungai.
 
Warga menurutnya sebenarnya sudah lama hendak menyampaikan protes terkait masalah tersebut, namun hal tersebut enggan dilakukan lantaran banyak warga sekitar yang bekerja di tambak.
 
Terkait hal tersebut, pihak pemilik tambak saat hendak dikonfirmasi tidak berada di lokasi. Sejumlah pekerja mengatakan yang bersangkutan ada di luar daerah.
 
Sementara itu Perbekel Penyaringan Made Destra dikonfirmasi di kantornya membenarkan adanya keluhan warganya tersebut. 
 
Menurutnya Ada 16 KK yang terdampak penambahan sumur bor di perusahaan tambak tersebut. Perusahaan membuat sumur bor 5 unit yang sebelumnya hanya ada 1 unit.
 
Namun dari 5 sumur bor baru hanya 2 yang bisa mengalirkan air. Sedangkan sisanya belum berfungsi. Pihaknya juga tidak mengetahui apakah pembuatan sumur bor itu telah memiliki izin atau belum.
 
Adanya keluhan warga itu menurutnya, telah dicarikan jalan keluar. Pihaknya sudah melakukan pengecekan ke lokasi dan melakukan mediasi Selasa (25/4) lalu.
 
Pihaknya datang bersama Bhabinkamtibmas, Ketua LPM, Babinsa, Panit 1 Polsek Mendoyo serta kepala dusun Yeh Buah.
 
Dari permasalahan tersebut sementara solusi yang diambil atas kesepakatan dari warga yang sumurnya mengalami kekeringan yaitu dari tambak akan melakukan penggalian terhadap sumur warga sampai mendapatkan air.
 
"Akan dicoba satu atau dua sumur warga dulu untuk digali. Jika berhasil semua sumur akan digali kembali sampai keluar air. Biayanya dari pihak tambak,” terangnya, Rabu (26/4/2017). 
 
Apabila solusi pertama tidak berhasil maka solusi kedua pihak tambak akan mencarikan air melalui PDAM. Biaya pengurusan sampai air masuk kerumah warga ditanggung oleh pihak tambak.
 
"Kami sebagai aparat desa berharap solusi ini bisa sama-sama menemukan kesepakatan dan tidak merugikan, serta terlaksana dengan baik. Karena banyak juga warga yang bekerja di tambak," tandasnya.(BB)