Wabup Mahayastra Buka G5000 Kite Festival

  11 September 2016 TOKOH Gianyar

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra membuka secara resmi G5000 Kite Festival Tahun 2016, Banjar Mukti, Singapadu, Minggu 11/9/2016). Lomba layang – layang yang merupakan gelaran ketiga kalinya tersebut di gagas oleh STT Eka Taruna Bhakti, Banjar Mukti, Singapadu dengan tema “Kita Lestarikan Permaianan Tradisional dengan Rasa Penuh Tanggung Jawab”.
 
 
 
Ketua Panitia G5000 Kite Festival Tahun 2016, I Made Agus Surya Adiputra mengatakan, tujuan pelaksanaan Lomba Layang – Layang ini untuk melestarikan salah satu permaianan tradisional serta untuk lebih meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam bermain layang – layang. Terdapat dua katagori dalam perlombaan tersebut yakni Katagori Remaja dan Katagori Dewasa dimana jenis layang – layang yang dilombakan yakni Bebean, Janggan dan Pecukan.
 
 
 
“Saat ini sudah terdaftar sekitar 600 peserta dari komunitas layang – layang yang ada di Bali. Sedang ukuran terbesar dari ketiga jenis layangan tersebut sekitar 3 – 4 meter,” terang Agus Surya Adiputra.
 
 
 
Sementara Made Arsana salah satu juri mengatakan, kriteria ukuran untuk masing – masing jenis layangan yakni, untuk kategori remaja dengan jenis layangan Bebean 1 – 1,90 meter, Janggan 1,5 – 2,90 meter dan Pecukan 1,5 – 2,90 meter. Sedangankan katagori Dewasa, Bebean 3 – 4 meter, Janggan 2 – 2,5 meter dan Pecukan 3 – 4 meter. Terdapat lima indicator dalam penilaian yakni Guangan (5%), Warna (10%), Jejer (15%), Bentuk (30 %) serta Harmonis (40%).
 
 
 
“Dari lima indicator tersebut Hamonis yang mempunyai nilai paling tinggi. Bagaimana layangan itu di atas, goyangnya seperti apa itu mempunyai point tertinggi,” terang Arsana.
 
 
 
Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra sangat mengapresiasi kegiatan lomba layang – layang terebut. Dengan berhasil dilaksanakannya G5000 Kite Festival tersebut dimana gelarannya merupakan yang ketiga kalinya menunjukkan kesiapan panitia dalam pelaksanaan kegiatan tersebut secara berkesinambungan. Kagiatan ini bukan saja berfungsi untuk melestarikan salah satu permainan tradisional namun juga menjaga hamparan sawah yang ada di wilayah Singapadu. Tanpa adanya sawah yang luas pariwisata di Gianyar akan hancur, dimana pendapatan Kabupaten Gianyar sangat bertumpu pada pariwisata.
 
 
 
“Kegiatan ini merupakan salah satu strategi untuk menjaga keberadaan sawah di Gianyar. Tanpa adanya sawah tentu tidak ada tempat untuk melaksanakan kegiatan seperti ini,” terang Mahayastra.
 
 
 
Mahayastra menambahkan, perkembangan permainan layang – layang dari tahun ke tahun sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya kelompok pecinta layang – layang serta semakin berkembangnya kreasi dan inovasi layang – layang itu sendiri. Sehingga selain memberi nilai positif terhadap perkembangan pariwisata di Gianyar, kegiatan ini sekaligus sebagai wadah bagi kelompok pecinta layang – layang untuk berkreatifitas. (BB)