Sempat Tak Laku Dijual, Akhirnya Harga Bunga Kamboja Berangsur Naik

  28 Agustus 2017 EKONOMI Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Sempat menjadi primadona rumah tangga di Jembrana, akhirnya menjadi sampah karena tidak laku dijual. Namun akhirnya harga bunga Kamboja kering kini berangsur naik.

Sejumlah warga di Jembrana sejak seminggu belakangan ini kembali aktif mengumpulkan bunga Kamboja yang gugur dari pohonnya karena mulai laku terjual di pasaran.

Jika tiga tahun lalu, harga bunga Kamboja kering di Jembrana terjual hingga Rp 220 ribu perkilo, namun setahun lalu justru harganya menurun drastis hingga Rp 5000 per kilonya. Bahkan tak laku terjual.

Wargapun membuang bunga Kamboja yang kebayakan ditanam di pekarangan warga sebagai sampah yang tidak bermanfaat dan mengotori pekarangan rumah.

Namun sejak dua minggu belakangan ini, harga bungga sebagai bahan dasar dupa dan kosmetik ini mulai mengalami peningkatan, wargapun kembali aktif mengumpulkan bunga Kamboja yang gugur dari pohonnya ini untuk dijemur hingga kering.

"Sudah sejak dua minggu ini saya kumpulkan lagi bungga Kamboja untuk dikeringkan karena harganya mulai naik,” ujar Margi Rahayu, salah seorang warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, Mendoyo, Senin (28/8/2017).

Lanjutnya, saat ini harga bunga Kamboja kering di pasaran Rp 7000 per kilonya. Jika sebulan sebelumnya bunga ini nyaris tidak laku terjual. Para pengepul juga sudah banyak keliling ke rumah-rumah warga untuk membeli bunga ini.

BACA JUGA : 

Indonesia "Butuh Bantuan" Para Ahli Penyakit Ikan dan Penggunaan Obat Ikan

Sing Kapok-Kapok! Ada Lagi Pengiriman Daging Olahan Tanpa Dokumen Diamankan

Pelaku Penjambretan dan Remas Panyudara Ternyata Gunakan Plat Nomer Palsu

"Dulu tidak ada yang mau beli, kalau ada paling hanya laku dua ribu rupiah per kilonya,” imbuhnya.

Dia berharap harga bunga Kamboja ini terus mengalami kenaikan karena sangat membantu perekonominan warga. Mengingat sebagian besar masyarakat Bali khususnya di Jembrana menanam bunga Kamboja di pekarangan rumahnya.

"Syukur-syukur harganya bisa nembus hingga seratus ribu perkilonya, warga kan tidak susah mencari penghasilan tmbahan,” sambung Muliawati, warga Yehembang lainnya.

Muliawati mengaku tiap hari bisa mengumpulkan bunga Kamboja kering sekitar 5 sampai 10 kilo karena di pekarangan rumahnya seluas lima are dipenuhi dengan tanaman bunga Kamboja.

"Saya yakin harganya terus akan meningkat karena kebutuhan mayarakat terhadap Dupa dan kosmetik juga terus meningkat,” tutupnya.(BB)