Selain Megawati, Gus Marhaen Harap SBY Juga Diberi Tanda Jasa Medali Kepeloporan

  17 Agustus 2020 TOKOH Denpasar

Ketua Yayasan Perpustakaan Bung Karno (YPBK) sekaligus pendiri Museum Agung Bung Karno, Gus Marhaen.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Presiden Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi telah menganugerahkan Tanda Jasa Medali Kepeloporan kepada Presiden ke-5 RI Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau yang kerap disebut Megawati Soekarnoputri. Upacara penganugerahan tanda jasa itu digelar di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2020) lalu, dan Megawati turut hadir secara virtual dalam upacara penganugerahan tersebut.

Ucapan selamat dan apresiasi pun disampaikan berbagai elemen bangsa dan para tokoh hingga juga pejabat di pemerintahan. Salah satunya datang dari Ketua Yayasan Perpustakaan Bung Karno (YPBK) sekaligus pendiri Museum Agung Bung Karno yakni Gus Marhaen. 

Gus Marhaen yang juga merupakan pekerja sejarah menuturkan dalam catatan sejarah Megawati Soekarnoputri satu-satunya di Republik Indonesia ini yang dua kali menjadi Paskribraka di hadapan Presiden RI Soekarno (Bung Karno). 

Sambil bercerita, Gus Marhaen menunjukkan lukisan yang mengambarkan momen Megawati dua kali dipercaya sebagai Paskibraka yakni pada tahun 1955 ketika usianya baru menginjak 8 tahun, dan pada tahun 1965 ketika Megawati remaja berusia 18 tahun. Melihat realita sejarah tersebut, Gus Marhaen merasa bangga atas penganugrahan Tanda Jasa Medali Kepeloporan kepada Presiden ke-5 RI ini.

"Ibu Megawati Soekarnoputri sejak beliau kecil sudah menunjukkan kepeloporan, baik sebagai Paskribraka," kata Gus Marhaen saat menerima kunjungan Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara di Museum Agung Bung Karno, di Renon, Denpasar, Senin siang (17/8/2020).

Dalam kesempatan ini, Gus Marhen juga memberikan apresiasi kepada negara dan Presiden Jokowi yang telah menganugerahkan Tanda Jasa Medali Kepeloporan kepada Presiden ke-5 RI Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau Megawati Soekarnoputri.

"Ibu Megawati Soekarnoputri memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Beliau satu-satunya orang pilihan saat masa kanak-kanak dan masa mudanya di seantro republik ini, dari Sabang sampai Merauke, yang pernah menjadi Paskibraka," jelas Gus Marhaen yang juga pengagas dan pendiri Musem Agung Pancasila itu.

Sebagai pekerja sejarah, Gus Marhaen juga berharap Tanda Jasa Medali Kepeloporan bisa diberikan kepada tokoh bangsa yang lain seperti kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Negara harus konsisten. Presiden ke-5 RI diberikan apresiasi, makan Presiden ke-6 RI suka tidak suka juga harus diberikan apresiasi Tanda Jasa Medali Kepeloporan," saran Gus Marhaen.

Sementara, serangkaian momentum refleksi dan napak tilas sejarah memperingati HUT ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia, Gus Marhaen juga punya cara berbeda ikut memperingati HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2020 di areal gedung Museum Agung Bung Karno yang dikenal memiliki ribuan koleksi buku-buku dan juga lukisan tentang Ir. Soekarno (Bung Karno) sebagai sang proklamator dan presiden pertama RI.

Di museum yang memiliki berbagai lukisan yang menggambarkan aktivitas Bung Karno bersama keluarga salah satunya sang putri yakni Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri (Megawati Soekarnoputri) itu, Gus Marhaen tak hanya menaikkan bendera merah putih, Ia juga menaikkan layangan merah putih museum yang berada dikawasan Renon Denpasar itu.(BB).