SBY Difitnah, Kader Demokrat Bali Siap 'Bela Taksu Hingga Puputan'

  07 Februari 2018 POLITIK Denpasar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali diisukan isu tak sedap mengarah ke fitnah yang ingin menghancurkan nama baik SBY dan keluarga, merusak nama baik AHY, dan Demokrat. 
 
 
SBY paham bahwa para kader Demokrat sakit hati atas fitnah tersebut tetapi SBY meminta agar ia dibiarkan sendiri menghadapinya karena ini adalah perangnya dalam perang menuntut keadilan.
 
Meski SBY meminta diam, namun kader Partai Demokrat Bali tidak mau tinggal diam begitu saja melihat pimpinan mereka teraniaya. Seluruh kader Partai Demokrat se-Bali tergerak membela dengan gerakan hati nurani dan mengeluarkan pernyataan sikap.
 
Adapun isi pernyataan sikap kader Demokrat se- Bali menyatakan bahwa pengurus dan kader Partai Demokrat se-Bali mendukung penuh langkah bapak DR. H. Susilo Bambang Yudoyono (Ketua Umum DPP Partai Demokrat) melaporkan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya ke Bareskrim Mabes Polri.
 
 
 
"Kami siap membela taksu atau marwah Partai Demokrat sampai puputan (titik darah penghabisan)," kata Sekretaris DPD Partai Demokrat Bali Wayan Adnyana yang didampingi Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Bali Putu Suasta, Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali Alit Putra, Ketua OKK Partai Demokrat Bali Ketut Ridet, Ketua DPC Tabanan IB Adnyana, Fraksi DPRD Provinsi Bali Nova, Utami, Ngakan Samudra, Wijra, dan kader Partai Demokrat lainnya, Rabu (7/2/2018).
 
Untuk itu, kader Partai Demokrat se-Bali meminta demi tegaknya hukum dan keadilan agar Polri bertindak tegas tanpa pandang bulu dan tebang pilih dan segera menindaklanjuti laporan bapak DR. H. Susilo Bambang Yudoyono.
 
"Pernyataan sikap ini kami sampaikan setelah mengikuti perkembangan fitnah terhadap Pak SBY dan masukan DPC Partai Demokrat se-Bali dan kader Partai Demokrat se-Bali agar menyampaikan pernyataan sikap ini ke media," ungkapnya.
 
Terkait isu tak sedap dan berbau fitnah yang dituduhkan kepada SBY terkait kasus e-KTP, kader Demokrat Bali sangat yakin Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudoyono tidak bersalah dan tidak terlibat dalam kasus yang menjadi sorotan publik tersebut.
 
 
 
"Bagi kami sangat formil sehingga tidak Pak SBY mungkin masuk kesana kemari, apalagi urusan proyek. Saya tahu persis beliau (SBY). Tidak mungkin beliau intervensi lagi. Saya yakin ini pencitraan buruk terhadap lawan politik terhadap kami selaku kader Partai Demokrat," tegas Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Bali Putu Suasta.
 
Ditanya dampak dari isu negatif yang menyerang SBY, kader Demokrat Bali mengakui jika dampaknya luar biasa sehingga pihaknya sangat mendukung SBY melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. Jadi kalau kasus ini dibiarkan pihak kepolisian maka akan timbul instibilitas politik dan instibilitas keamanan.
 
"Isu negatif terhadap Pak SBY adalah isu politik dan momen. Partai di goreng, SBY digoreng, ini pasti ada agenda politik 2018 dan 2019. Kami yakin sudah pasti tidak terbukti, apalagi Pak SBY menekankan saat menjabat tata kelola pemerintahan harus tertib. Intinya ini murni gerakan kader Bali. Kepala naga terusik, kader dan ekor partai wajib bergerak dan membela," tegasnya mengakhiri.
 
Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tuduhan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, adalah fitnah yang ingin menghancurkan nama baik SBY dan keluarga, merusak nama baik AHY, dan Demokrat. 
 
"Biar saya sendiri yang datang ke Bareskrim, saya hanya ingin didampingi ibu Ani istri tercinta yang mendampingi saya dalam suka dan duka, dan beberapa para pendamping yang sekaligus akan menjadi lawyer. Ini perang saya, this is my war, perang untuk keadilan. Yang penting, bantu saya dengan doa, mohon pada Allah diberi kekuatan," ujar SBY pada para kader dalam konferensi pers di Taman Politik, Kantor DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018).
 
 
 
Konferensi pers digelar SBY untuk merespons kubu Setya Novanto yang menuduh dirinya mengintervensi proyek e-KTP. SBY merasa difitnah pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya. Menurut SBY, pernyataan Firman sengaja mengarahkan tuduhan ke dirinya.
 
"Firman Wijaya memberikan pernyataan yang kita pelajari seperti diarahkan, menuduh saya sebagai orang besar, sebagai penguasa, yang melakukan intervensi sebagai pengadaan e-KTP," kata SBY.
 
SBY juga menggambarkan bagaimana dalam persidangan Novanto terdapat percakapan antara pengacara dan saksi. SBY menilai percakapan itu aneh dan keluar dari konteks.
 
"Yang aneh out of context, yang menurut saya penuh dengan nuansa rekayasa," ujar SBY.
 
SBY memang kerap mendapatkan fitnah. Dia bahkan sempat membicarakan soal fitnah terhadap dirinya dengan Presiden Jokowi.
 
"Kali ini saya difitnah baik langsung maupun tidak langsung sebagai penguasa yang melakukan intervensi terhadap e-KTP. Seolah saya mengatur dan terlibat dalam proyek pengadaan e-KTP itu, belum selesai pergunjingan tentang itu, kemarin berlanjut yang kena adalah dikatakan menerima sejumlah dana yang berkaitan dengan e-KTP," tutur SBY.
 
SBY juga merespons manuver Novanto membawa catatan bertuliskan nama Ibas. SBY menegaskan ada upaya fitnah kepada dirinya.
 
"Kemudian kemarin ada kasus Setya Novanto seperti memamerkan buku catatannya, yang setelah kita putar (bukunya), berkali-kali juga, aneh, pura-pura tidak disengaja, tapi segera diambil oleh sejumlah media online, dipergunjingkan oleh masyarakat secara luas," ungkap SBY.
 
SBY menilai manuver membawa catatan yang sengaja dibuka itu merupakan upaya menuduh dirinya terlibat megakorupsi e-KTP. Meski demikian, dia meminta kader-kader Partai Demokrat tenang dan menggunakan logika untuk menepis semua tuduhan.(BB).