Ratusan Ahli Epidemologi Dunia Bahas 'Isu Penting Kesehatan' di Bali

  03 Oktober 2018 KESEHATAN Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Executive Chairman The 13th SEA Regional Scientific Meeting of the International Epidemiological Association, Defriman Djafri menjelaskan, fungsi epidemiologi salah satunya adalah bagaimana menyiapkan data di lapangan, surfailance untuk mencapai indikator SDGs (Sustainable Development Goals) atau pembangunan berkelanjutan.
 
 
Pasalnya, selama ini masih terjadi kendala, bagaimana suplai data-data di lapangan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Sebut saja, kasus stunting yang mengemuka dan menjadi perhatian luas, disampaikan jumlahnya kecil namun faktanya cukup banyak seperti fenomena gunung es.
 
"Di sinilah, peran epidemiologi bagaimana menyiapkan data-data penting dan akurat sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan," jelas Defriman usai pembukaan konferensi internasional tersebut, Rabu (3/10) di Prime Plaza Hotel Sanur, Bali.
 
Ket foto : Defriman Djafri, Executive Chairman The 13th SEA Regional Scientific Meeting of the International Epidemiological Association
 
Ia mencontohkan, bagaimana mestinya, penyakit yang sudah lama tidak muncul kemudian muncul kembali seperti penyakit generatif dan lainnya yang kemudian ini menjadi salah satu penyebab beban berat yang ditanggung BPJS Kesehatan hingga menanggung kerugian.
 
Untuk itu, para ahli epidemiologi menjadi penting bagaimana merancang strategi untuk bisa mencegah terjadinya penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat tersebut.
 
 
Bagaimana pula, menumbuhkan kesadaran gaya hidup sehat masyarakat jika itu dilaksanakan secara bersama-sama maka akan lebih menekan biaya.
 
 
Untuk itu, dalam menangani masalah itu, dilakukan mulai dari hulu sampai hilir. Dengan melihat pentingnya peran epidemologi itu, maka menurutnya dana BPJS Kesehatan itu difokuskan pada sisi peningkatan kesehatan masyarakat jika dimaksudkan untuk kepentingan jangka panjang ke depan.
 
Dalam kerangka itu pula, pertemuan di Bali, membahas berbagai isu penting dan hasil paparan ahli epidemologi yang mengangkat topik seperti penyakit menular dan tidak menular, penanganan bencana hingga kesetaraan dan keadilan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
 
 
 
Hal penting lainnya yang mendapat perhatian menyangkut apa yang terjadi saat ini, fenomena bencana alam di berbagai daerah di Indonesia yang memerlukan penanganan serius tidak hanya bagaimana respon terhadap ketanggapdaruratan namun juga kesiapan tenaga medis, security atau tanggap darurat, recovery, dampak korban atau pengungsi seperti penyakit epidemik.
 
"Kita harus hati-hati dalam menangani bencana maupun pascbencana seperti mulai penyakit yang seharusnya tidak berhubungan dengan bencana, masalah sanitasi, trauma semua harus ditangani dengan baik," tandas Defriman yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas ini.
 
Konferensi dihadiri para panelis dengan paper berjumlah 300 judul itu berasal dari ahli-ahli kesehatan masyarakat dari negara Malaysia, Bhutan, Singapura, Australia hingga Argentina.(BB)