Pasca Kebakaran, Timbunan Sampah Desa Paksebali Terus Keluarkan Asap

  29 Juni 2019 PERISTIWA Klungkung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Desa Paksebali tidak ada bedanya dengan kondisi Sente. Pasca pengelolaan sampah secara mandiri, Desa Paksebali kini harus berdampingan dengan asap seperti yang terjadi di bekas TPA Sente, Kecamatan Dawan. Kondisi ini pun dikeluhkan warga yang berada di sekitar tempat pembuangan sampah Desa Paksebali.
 
BACA JUGA : Tak Tergoyahkan, Rakercab PDIP Jembrana Kembang Hartawan Calon Tunggal DPC
 
Kepulan asap terus keluar dari tumpukan sampah yang tertimbun tanah. Api pun terus menyala-nyala kecil membakar sisa sampah yang mencuat dari timbunan tanah urug. Beginilah kondisi Desa Paksebali kini setelah berusaha mengelola sampah secara mandiri dengan menerapkan program tempat olah sampah setempat (TOSS).
 
 
Tempat pembuangan sampah wilayah Kung, Banjar Timbrah Desa Paksebali ini pertama kali terbakar Rabu (27/6/2019) malam. Lokasi pembuangan sampah ini sekitar 100 meter ke barat Ashram Gandhi Puri.
 
Indra Udayana Pimpinan Ashram Gandhi Puri yang ditemui di lokasi terbakarnya sampah mengungkapkan, kebakaran sampah terjadi pada malam hari. Saat itu pemadam kebakaran Kabupaten Klungkung mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran untuk mematikan api yang bersumber dari tumpukan sampah tersebut.
 
 
“Saat terjadi kebakaran, asapnya dirasa sampai ke Sulang, sehingga warga Sulang juga ikut mendatangi lokasi,” tuturnya di lokasi kejadian.
 
 
Meski telah dilakukan pemadaman, asap dari sampah tidak juga berhenti. Kondisi ini pun membuat warga sekitar yang beraktivitas di lokasi tersebut harus menutup hidung dan mulut. Bau sampah pun sangat menyengat di sekitar areal terbakarnya sampah.
 
 
Indra Udayana berharap agar masalah kebakaran sampah ini bisa teratasi. Pasalnya, bila dibiarkan begitu saja, ditakutkan kebakaran terus meluas. Pasalnya, masih banyak sampah yang berserakan di lokasi tersebut. “Lihat api itu, terus menyala. Sudah mati kembali keluar api, kalau dibiarkan takutnya semakin meluas,” tuturnya.
 
 
Sayangnya saat hendak dikonfirmasi Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi melalui nomor telepon pribadinya, tidak juga bisa. Berulang kali dihubungi, namun tidak juga tersambung. (BB)