Parrarel Session, Sisi Menarik LPPM Unud Gelar 'Scientific Forum for Disaster Risk Reduction"

  25 Mei 2022 EKONOMI Badung

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jimbaran. Salah satu rangkaian acara Scientific Forum for Disaster Risk Reduction yang dilaksanakan oleh LPPM UNUD yang menarik untuk di simak adalah Parrarel Session. Dalam sesi ini, ruangan untuk peserta terbagi menjadi tiga, yaitu di ruangan pertama Auditorium Widya Sabha, ruangan kedua Ruangan Bangsa dan ruangan ketiga Ruangan Nusa di Gedung Rektorat Universitas Udayana.

Auditorium Widya Sabha yang di jadikan ruang pertama kegiatan parrarel session di moderatori oleh Ginger Porter dari University of Hawai’i dengan tema Collaborative Workforce Education & Training Utilizing Technologies.

Selanjutnya Ruangan Bangsa sebagai ruang ke dua, di moderatori oleh Prof. Jan Sophaheluwakan dari Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) dengan tema Vulnerable Populations in Remote Island Communities. Ruangan ketiga yaitu Ruangan Nusa, di moderatori oleh Prof. Lestari, dari Universitas Indonesia dengan tema Disaster Risk Governance and Management.

Peserta yang terlibat dalam Parrarel Session berasal dari dalam dan luar negeri, diantaranya adalah dari Papua, Kudus, Yogyakarta, Bali, Jakarta, Maluku, Jepang, Amerika Samoa, Australia, Inggris, dll. Peserta juga terdiri dari akademisi dan peneliti dari Universitas Udayana, Universitas Papua, Universitas Sebelas Maret, Universitas Mulawarman, Universitas Indonesia, Amerika Samoa University, Charles Darwin University, University of Newcastle, AKBARA Polytechnic, Tohoku University, Yamaguchi University serta dari BRIN, IABI, dan AIT.

Prof. Karl Kim dari University of Hawai’i ketika diwawancarai mengatakan bahwa kolaborasi dan kerja sama yang terjalin dari akademisi, peneliti, universitas, institusi pemerintah dan swasta seperti ini yang diharapkan akan mampu memberikan manfaat dan kemajuan serta memberikan solusi terhadap segala masalah/bencana yang datang dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang, contohnya seperti perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan bencana alam lainnya.

Prof. Kim juga menambahkan, setelah hampir selama dua setengah tahun hanya bertemu secara virtual, sangat senang rasanya bisa bertemu secara tatap muka, berdiskusi secara langsung, bertukar pikiran, bertukar pengetahuan, kurikulum, pelatihan dan kerjasama antara akademisi, peneliti, ilmuan, dan teknisi yang ikut berkolaborasi dalam pertemuan ini untuk bersama – sama mencari solusi terbaik dari permasalahan yang sedang terjadi.

Ms. Tafaimamao, salah satu peserta yang berasal dari American Samoa University, yang mengikuti kegiatan ini mengatakan bahwa banyak keuntungan yang didapat ketika ikut bergabung dalam forum ini, salah satunya adalah mendapat banyak informasi mengenai informasi dan kejadian penting apa saja yang terjadi di daerah-daerah yang ada diluar negaranya, tentu ini memperluas informasi yang dimiliki oleh para peserta forum internasional ini.(BB).

Sumber: http://www.unud.ac.id