Nyoman Durpa, Seniman Bondres Dwi Mekar Berpulang

  15 November 2016 TOKOH Bangli

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Dunia seni di Bali khususnya seniman Bondres kembali berduka, menyusul meninggalnya I Nyoman Durpa (59), pendiri sekaligus pengelola Sanggar Dwi Mekar  yang didirikan pada tahun 1991. 
 
Pria yang lahir dari keluarga sederhana asal Dusun Satra, Desa Satera, Kintamani ini dan pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Bangli berpasangan dengan Ida Bagus Agung Ketut Ludra dalam Pibub Bangli tahun 2010, meninggal dengan damai akibat penyakit komplikasi yang dideritanya, Selasa (15/11/2016).
Menurut penuturan keluarga almarhum di rumah duka, penyebab berpulangnya I Nyoman Durpa akibat  penyakit komplikasi diabetes dan tekanan darah tinggi yang dideritanya sejak 5 tahun silam. 
 
Selanjutnya, pada hari Senin(14/11) sekitar jam 10.00 wita,  kondisi pemeran Penasar dalam Bondres tersebut, semakin drop sehingga dilarikan ke RSU Kerta Usada Singaraja.Namun jiwanya tidak bisa ditolong dan pada Selasa (15/11) sekitar pukul 06.00 wita, almarhum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
 
Rencananya, jenazah almarhum baru akan dibawa ke rumah duka setelah penyineban terkait piodalan di Pura Puseh dan Balai Agung sampai pukul 13.00 wita ini. 
 
“Sore ini rencananya jenazahnya akan dibawa pulang,” ungkap Ni Wayan Sita dan I Ketut Kartika, saudara kandung almarhum. Sementara untuk prosesi upacara ngaben, masih akan dirundingkan.
 
Lebih lanjut disampaikann, keluarga besar benar-benar kehilangan sosok  panutan. Sebab, semasa hidup almarhum dikenal sosok yang bersahaja dan lucu serta sering memberikan wejangan tentang adat,  budaya dan agama. 
 
Meski almarhum tinggal di Singaraja, namun tetap aktif di Desa Pakraman Satra termasuk ikut membangun  Pura Dadia Pande yang tempatnya bersebelahan dengan rumahnya.
 
Diketahui selama ini, almarhum terjun ke dunia seni bondres berawal dari keinginannya untuk melestarikan seni warisan leluhur. Karena itu, almarhum semasa hidupnya tidak segan-segan berguru kepada seniman tua dan pernah mengenyam pendidikan ke ASTI yang kini berubah menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dengan menyandang gelar sarjana muda.
 
Kepergian almarhum untuk selama-lamanya ini, tak pelak tidak hanya keluarga yang berduka. Melainkan seluruh seniman di Bali turut berduka. Almarhum meninggalkan seoarang istri bernama Kadek Mas Swandewi dan seorang putra bernama Gede Pande Satria Kesumayuda (27) yang akrab dipanggil Olit yang juga sebagai Pengajar dan Penggarap tabuh di Sanggar Dwi Mekar. Amor Ring Acintya, semoga amal dan baktinya diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. (BB)