Perwakilan Investor Sebut Demi Jembrana

Nah Ne Pe Ye! Perbekel Cupel Buka Kartu Terkait Pabrik Limbah Medis

  09 Februari 2018 OPINI Jembrana

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Pasca mencuatnya kabar penolakan warga terhadap rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, Perbekel Cupel akhirnya buka kartu.
 
 
Perbekel Cupel Usman saat dikonfirmasi Jumat (9/2) terkait rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di desanya, mengaku memang ada investor yang datang dan menyampaikan kepada dirinya terkait pembangunan pabrik pengolahan limbah medis tersebut.
 
“Investor itu asalnya dari Tabanan. Kalau tidak salah namanya Ida Bagus Putu Astina. Kalau di Jembrana kepercayaannya Pande,” terang Usman, Jumat 9 Februari 2018.
 
Usman menambahkan, investor tersebut datang kepada dirinya untuk menyampaikan rencana pembangunan pabrik dan lokasi pembangunannya di Jalan Cempaka, Banjar Kembang, Desa Cupel, tepatnya di sebalah timur tambak udang.
 
Rencananya pabrik tersebut akan dibangun di atas tanah seluas 60 are. Tanah tersebut awalnya merupakan milik warga dari Tegal Badeng Barat dan merupakan tanah kosong.
 
“Kata investor, rencananya tanah itu mau dibeli dan telah ada kesepakatan harga. Tapi apakah sudah dibayar atau belum, saya tidak tahu,” ujarnya.
 
 
 
Usman juga menyampaikan bahwa dirinyalah sebagai mediator antara investor dengan warga karena keinginan investor untuk sosialisasi kepada warga, terutama warga penyanding.
 
Kenyataannya, dalam sosialisasi tersebut semua warga menolak pembangunan pabrik limbah medis tersebut karena warga kuatir berdampak kepada kesehatan masyarakat penyanding.
 
“Perwakilan warga tiga orang dan juga dari BPD satu orang serta staf desa satu orang bahkan sempat diajak ke Denpasar untuk mengecek Amdalnya. Namun warga tetap menolak,” tutupnya.
 
Sementara itu perwakilan Investor Pande Indrajaya yang dikonfirmasi melalui telpon juga membenarkan rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di Desa Cupel tersebut.
 
“Tapi itu baru rencana, belum apa-apa. Lahannya juga belum kita bayar, baru sebatas melihat saja,” ungkapnya.
 
Pihaknya juga membenarkan telah bertemu dengan warga, terutama warga penyanding untuk sosialisasi, termasuk presentasi terkait pembangunan pabrik pengolahan limbah medis tersebut.
 
 
 
Terkait dengan penolakan warga, Pande membantah keras. Menurutnya tidak semua warga yang hadir menolak pembangunan tersebut, hanya ada satu orang yang menolak karena kuatir mengganggu kesehatan warga seperti pabrik kompos di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Negara.
 
“Sebenarnya warga bukan menolak, tapi warga belum mengerti. Perlu diberikan penjelasan secara detail karena presentasi kami saat itu waktunya terbatas,” kilahnya.
 
Pande menekankan, pembangunan pengolahan limbah medis tersebut sejatinya untuk kepentingan Jembrana. Mengingat sejumlah Pukesmas yang ada di Jembrana dalam pengelolaan limbah medisnya tidak sesuai dengan standar, yakni dibakar sembarangan.
 
“Limbah medis itukan sebenarnya tidak boleh dibakar atau dibuang sembarangan karena akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar. Inilah tujuannya pembangunan pabrik itu agar di Jembrana tidak ada yang membuah limbah medis sembarangan,” ujarnya.
 
Namun jika warga benar menolaknya, baginya tidak masalah dan lokasi pembangunan bisa dipindahkan ke daerah lain. Apalagi lahan yang rencananya untuk pabrik belum dibayar.(BB)