Mimih Kenken Ne! Proyek Swakelola Ternyata Dikerjakan Kontraktor

  07 Juni 2018 OPINI Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. SMK Marga Ginawe yang berdiri sejak beberapa tahun silam di Negara tahun ini dipastikan tidak akan menerima siswa baru. Sempat tersiar kabar, sekolah ini tidak menerima siswa baru lantaran bangkrut akibat dana dikorupsi, namun kabar tersebut dibantah keras pihak sekolah.
 
 
Pihak sekolah mengklaim, tahun ini tidak menerima siswa baru karena telah menjadi keputusan pihak Yayasan yang menaunginya, dimana dari tahun ke tahun sekolah ini selalu minus siswa, singga tidak bisa mengkaper biaya operasional yang dikeluarkan.
 
Dibalik persoalan tersebut, sekolah teknis yang banyak prestasi ini, ternyata telah empat kali mendapat bantuan pembangunan gedung dari pemerintah pusat. Bantuan terakhir diterima sekolah ini pada tahun 2015 lalu berupa pembangunan Ruang Praktek Siswa (RPS), senilai Rp 150 juta lebih.
 
 
Keempat bantuan pembangunan gedung Ruang Praktek Siswa (RPS) dan Ruang Kegiatan Belajar (RKB) dengan tahun berbeda tersebut seluruhnya dikerjakan secara swakelola dengan pihak guru-guru sebagai panitia pembangunannya.
 
 
Sayangnya dalam pelaksanakaannya, pengerjaan empat gedung termasuk bantuan pembangunan gedung yang terakhir justru pengerjaannya diserahkan oleh pantia kepada salah seorang kontraktor asal Jembrana, dengan dalih panitia memiliki kesibukan lain dan tidak sempat mengerjakan bangunan.
 
Kenyataan tersebut dibenarkan oleh pihak SMK Marga Ginawe. Dikonfirmasi sore tadi di ruang kerjanya Staf TU SMK Marga Ginawe Putu Artawa mengatakan, sekolahnya memang telah menerima bantuan pembangunan gedung RPS dan RKB sebanyak empat unit dengan tahun berbeda dengan anggaran bersumber dari APBN. Nilai keempat bantuan tersebut berpariasi, yakni masing-masing diatas seratus juta rupiah, namun dibawah dua ratus juta rupiah.
 
“Persisnya saya lupa nilainya masing-masing proyek, tapi proyek tersebut keseluruhannya merupakan proyek swakelola, dimana guru-guru ditunjuk sebagai panitianya,” terangnya didampingi salah seorang guru, Kamis (7/6/2018).
 
 
Namun menurutnya, lantaran kesibukan para guru-guru (panitia) dalam mengajar sangat padat dan tidak sempat mengerjakan proyek gedung, maka pengerjaannya keseluruhan diserahkan kepada salah seorang kontraktor asal Jembrana.
 
“Seluruh pekerjaannya kualitasnya bagus dan sampai saat ini belum ada yang rusak. Lagi pula hasil pengerjaannya sudah diperiksa oleh BPK,” tungkasnya yang juga mengatakan kontraktor tersebut sudah banyak membantu sekolah tersebut.(BB)