Menkop Puspayoga: Jangan Berharap Jadi PNS, 'Generasi Milenial' Sebaiknya Jadi Wirausaha

  15 Desember 2018 OPINI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Generasi muda saat ini yang identik dengan generasi milenial jangan hanya berharap menjadi PNS. Pasalnya, saat ini terbuka lebar generasi milenial menjadi wirausaha yang kini diringankan dan dipermudah. 
 
 
Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah (Menkop-UKM) AA Gede Ngurah Puspayoga disela acara Sampoerna Enterpreneurship Training Centre (SETC) Expo 2018 di Desa Budaya Kertalangu, Kesiman, Denpasar, Sabtu (15/12/2018). Acara yang dikemas dengan berbagai kegiatan ini juga diisi dengan seminar dan pameran hasil 180 UKM dari daerah yang ada di Indonesia.
 
Puspayoga menyebutkan, peluang menjadi pengusaha di era digitalisasi memang sangat dimanjakan karena semuanya terbuka lebar. Sedangkan kalau menjadi PNS, maka kesempatan untuk berkembang sangat terbatas. Dia mencontohkan, jika pengusaha saat ini membutuhkan kredit maka semuanya dimudahkan. Kalau sebelumnya bunga kredit setahun sebesar 22 %, maka saat ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) hanya 7 persen setahun serta pajak penghasilan UKM turun dari 1 % menjadi ½ persen setahun.
 
Menkop mengaku jika dahulu pengusaha mesti punya tempat khusus untuk berjualan atau toko, namun sekarang semua orang bisa punya toko alias usaha yang dikelola dalam genggaman. 
 
"Saya mengajak seluruh pelaku UKM memotivasi rekan-rekannya untuk ikut menjadi wirausaha. Terlebih di era baru ini, profesi wirausaha (pengusaha) menjadi jauh lebih mudah. Semangat ini sejalan dengan program Presiden RI yang fokus mendorong perekonomian kerakyatan melalui pemerataan kesejahteraan. Pelaku UKM punya peran sangat strategis untuk mendukung program tersebut," ucap Menteri asal Bali ini.
 
 
Dia juga memberikan penghargaan kepada Sampoerna karena membina UKM secara berkelanjutan. Namun program-programnya perlu dievaluasi sehingga mampu membantu pemerintah meningkatkan rasio kewirausahaan. Dimana untuk tahun 2017 lalu rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,1 % alias melebihi standar internasional yang hanya 2 %, sedangkan di Pulau Bali telah mencapai 7 %.
 
Menkop juga menyoroti bahwa dari 59,26 juta pelakau UKM di Indonesia, ternyata baru 4 juta yang memanfaatkan teknologi digital dan media sosial (medsos). 
 
"Padahal pengadopsian teknologi digital untuk memasarkan produk terbukti mampu membuka peluang ekspor dan meningkatkan penghasilan pelaku UKM hingga 26 %," jelas Puspayoga.
 
Ket foto : Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
 
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Propvinsi Bali I Gede Indra yang juga hadir dalam kesempatan ini menyebutkan, Pemprov Bali melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pariwisata guna mendukung target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2019 mendatang. Untuk itu pemprov  fokus menciptakan sinergi antara sektor pariwisata dengan UKM. 
 
"Mereka punya kontribusi yang besar terhadap pengembangan potensi pariwisata secara keseluruhan," terangnya.
 
Menurutnya, seirama perkembangan informasi dan teknologi, maka para pelaku UKM mesti menyadari bahwa alur perdagangan berubah semakin modern. Untuk itu perlu sinergi antara pemerintah dengan dunia usaha supaya terus mendamping pelaku UKM menghadapi perubahan zaman seperti yang dilakukan Sampoerna. 
 
"Pembinaan yang dilakukan ini bisa menjadi contoh bagi pemangku kepentingan lain dalam melakukan pembangunan kapabilitas berkelanjutan," jelas Kadis yang juga seorang Assesor ini. 
 
Sedangkan Kepala Hubungan Daerah dan CSR Sampoerna Ervin Laurence Pakpahan menyebutkan bahwa SETC Expo 2018 di Denpasar digelar selama dua hari, pada Sabtu (15/12/2018) dan Minggu (16/12/2018) ini telah memasuki tahun ke-10. Acara yang bertemakan ‘’New Era Enterpreneurship’’ ini bertujuan memfasilitasi pelaku UKM untuk menghadapi berbagai peluang dan tantangan di era teknologi digital. 
 
 
Guna mendukung pemberdayaan UKM, selama lebih dari 10 pihaknya konsisten membangun kapabilitas binaan. Salah satu programnya yang fokus pada UKM adalah Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna yang telah mengembangkan sekitar 40 ribu wirasusaha di 79 kota/kabupaten di Indonesia.
 
Salah seorang mitra UKM binaan Sampoerna di Bali adalah usaha kerupuk ikan patin dua rasa yang ditekuni I Wayan Rubadiana alias Yande di Abiantuwung, Kediri, Tabanan. Usaha mantan peternak ayam dan pemborong bangunan ini sekarang berkembang pesat. Terbukti setiap hari dia mampu mengolah 1 ton kerupuk ikan patin. 
 
Usaha yang dimulai Yande tahun 2016 ini mampu memenuhi permintaan pasar di seluruh Bali. Untuk berikutnya, dia ingin memasarkan produk di luar pulau secara perlahan. Walau tergolong sukses, Yande terus mengikuti pelatihan demi menambah ilmu. 
 
Dia mengaku masih perlu bimbingan di bidang pemasaran dengan mengikuti program Tourism based Retail Enterpreneurs Development (Trend) yang diinisiasi Sampoerna dengan Yayasan Business and Export Development Organization (BEDO). Yande juga bakal memanfaatkan situs serta medsos untuk melakukan pemasaran agar bisa lebih efektif.(BB).