Mas Satria Gatot Kaca Wakili Desa Nusasari Dalam Perlombaan Ogoh-Ogoh di Jembrana

  12 Februari 2022 SOSIAL & BUDAYA Jembrana

Ket Poto, STT Wi Muda Ped Jaya Sakti dari Banjar Anyar Sari Kangin sedang menyelesaikan Ogoh-Ogoh yang akan diperlombakan

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Menyambut Perayaan Hari Raya Nyepi 2022 dan berkaitan dengan Upacara Ngerupuk, yaitu puncak dari Upacara Tawur Agung Kesanga, pengarakan Ogoh-Ogoh ditiadakan, hal tersebut sesuai suat keputusan dari Gubernur Bali terkait melonjaknya kembali Covid-19. Kali ini ada angin segar bagi anak muda pecinta seni untuk berkreasi membuat Ogoh-Ogoh untuk perlombaan yang akan dinilai ditempat oleh tim penilai.

Khusus di Kabupaten Jembrana, Pemkab Jembrana melalui dinas kebudayaan memberi kesempatan kepada apara anak muda Jembrana untuk berkerasi dalam pembuatan Ogoh-Ogoh yang akan diperlombakan. Lomba Ogoh-Ogoh tersebut akan di ikuti oleh 4 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Jembrana, hanya Kecamatan Pekutatan yang tidak ikut berpartisifasi dalam perlombaan.

Untuk Kecamatan Melaya, dalam perlobaan nanti, hanya Desa Nusasari yang dikenal Desa Seni dan Buaya yang akan mewakili. Desa tersebut juga merupakan desa satu-satunya yang melopori perlombaan Ogoh-Ogoh yang ada di Jembrana pada tahun 2012. Dalam Perlombaan tahun sebelumnya, Desa Nusasari menoreh 2 kemenangan dalam pelombaan tersebut diantaranya mendapat juara 1 dan juara 3 di kabupaten.

Saat ditemui awak media, Perebekel Desa Nusasari I Wayan Wrdana menuturkan, pihaknya satu-satunya mewakili Kecamatan Melaya dalam perlombaan Ogoh-Ogoh kali ini. “Didesa kami yang mewakili adalah STT Wi Muda Ped Jaya Sakti dari Banjar Anyar Sari Kangin. Ada pun bahan dari Ogoh-Ogoh tersebut, sesuai aturan dari pihak panitia perlombaan, kami menggunakan bahan ramah lingkungan, yaitu dari bahan ayaman bambu dan sisa serutan kayu,” ujarnya. Sabtu (12/2/2022),

Kali ini, lanjut Ardana, Ogoh-Ogoh yang dibuat oleh STT kami berjudul, Mas Satria Gatot Kaca yang menaiki kereta ditarik oleh 4 ekor kuda. “Terkait pendanaan, kami dari desa menyumbang 6 juta rupiah. Setiap tahunnya kami rutin menganggarkan, ini sudah dari dulu. Sebelum pandemi korona, kita juga mengadakan parade Ogoh-Ogoh khusus untuk didesa kami,” terangnya.

Ardana menambahkan, terkait dengan dilarangnya pengarakan Ogoh-Ogoh dikarenakan kasus semakin meningkat di Jembrana, pihaknya masih menunggu intruksi dari kabupaten sebelum perlombaan diadakan. “Memang perlombaan kali ini tim panitia hanya menilai Ogoh-Ogoh di tempat pembuatan, berujung didesa kami merupakan zona hijau kemungkinan besar pengarakan nanti hanya dilakukan di setiap banjar masing-masing,” tutupnya. (BB)