Bupati Eka Minta Warga Manfaatkan

Mantap !! Tabanan Kini Punya Patung GWS dan Museum Sagung Wah

  23 Desember 2017 HIBURAN Tabanan

Humas Tabanan

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Tabanan. Pemerintah Kabupaten Tabanan meresmikan Patung Garuda Wisnu Serasi (GWS) dan Museum Sagung Wah yang dirangkaikan dengan Festival Sagung Wah di Taman Kota Tabanan, Desa Pekraman Kota Tabanan, Sabtu 23 Desember 2017.
 
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menekankan, agar kita harus berkepribadian di dalam budaya, sesuai ajaran Bung Karno.
 
"Karena saya yakin, sesuai ajaran Bung  Karno kita harus berkepribadian di dalam budaya. Kalau kita sudah berkepripadian dalam budaya, bangsa kita tidak akan pecah, kita akan bersatu, rasa menyama braya akan selalu tumbuh, rasa kasih-sayang juga akan tumbuh. Jadi dengan kesenianlah kita akan bangun Tabanan yang kita cintai ini," ujar Bupati Perempuan pertama di Bali itu didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, yakni I Gusti Komang Wastana dan Desta Kumara, serta Camat dan Perbekel setempat.
 
Bahkan Bupati Eka sangat bersemangat melakukan peninjauan ke dalam Museum Sagung Wah. Melihat bangunan yang begitu megahnya, dirinya pun optimis kedepan bahwa Tabanan akan menjadi barometer seni di Bali, bahkan di Indonesia.
 
Pihaknya mengimbau agar membangun Badan Pengelola Museum Sagung Wah, Patung GWS dan Gedung I Ketut Maria. Sehingga tempat tersebut bisa dirawat, sehingga bisa bertahan selamanya.
 
"Mari bangun Badan Pengelola. Kita rawat stade ini, kita rawat Gedung Maria, kita rawat Museum Sagung Wah. Sehingga tempat ini selamanya bisa kita lihat, jadi tidak boleh kotor. Tolong nanti landscapnya juga ditata," tegasnya.
 
 
 
Bupati yang akrab disapa Eka itu juga menambahkan, nanti di tengah-tengah bangunan penghubung dari Gedung I Ketut Maria, Museum Sagung Wah dan Patung GWS, akan diratakan. Sehingga semua bangunan tersebut terlihat menjadi satu kesatuan. Tempat itu nantinya akan diperuntukkan untuk umum masyarakat Tabanan.
 
"Jadi ini semua akan menjadi satu kesatuan dari Gedung Mario,  Museum dan stade (Patung Garuda Wisnu Serasi) ini akan menjadi satu kesatuan.  Dan Gedung Mario juga akan lebih megah, akan lebih Bagus akan open, tidak  tertutup lagi . Silahkan untuk masyarakat, untuk pakai kawinan, mau bikin acara apa. Tidak perlu sewa gedung lagi,  silahkan pakai Gedung Mario. Nanti tinggal ngomong sama Adat Kota," tegas Eka.
 
Eka juga menekankan agar Adat Kota sebagai Badan Pengelola nantinya, bisa memberi harga yang bersahabat, harga saudara atau teman. Sehingga semua masyarakat Tabanan, khususnya masyarakat menengah kebawah bisa memanfaatkan gedung tersebut.
 
Srikandi kebanggaan masyarakat Tegeh, Angseri tersebut juga berharap untuk kedepannya, Dinas Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk menganggarkan program setiap Tahunnya, setiap bulan bahkan setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Supaya stade GWS tidak pernah sepi, dan selalu ada acara kesenian, sehingga masyarakat Tabanan selalu terhibur, sehingga terwujudnya masyarakat Tabanan yang Sejahtera, Aman dan Berprestasi bisa berkesinambungan, ujarnya.
 
Bukan hanya Dinas Kebudayaan setempat, namun Bupati Eka juga menekankan kepada Adat Kota Tabanan, agar selalu berupaya menggelar suatu event yang menitik beratkan pada perkembangan seni, adat dan budaya lokal. Semisal mengerakkan teruna-teruni, karang taruna dan menumbuh kembangkan sanggar-sanggar seni baru.
 
 
 
"Jadi ini tugas paling utama adalah tugas Adat Kota. Banyak sekali kan teruna teruni disini dan karang taruna juga, sanggar-sanggar juga tumbuh kembangkan. Sehingga kita bisa berkepribadian di dalam budaya, dan juga merekatkan rasa persatuan dan rasa menyama braya," pungkas Eka.
 
Dalam acara tersebut, dirangkai dengan Festival Sagung Wah agar para seka teruna atau pemuda Tabanan bisa melanjutkan sekaligus diberkati spirit perjuangan Ida Bawati Sagung Wah dan gelora kesenian maestro seni Tabanan I Ketut Maria.
 
Dengan mengambil tema "Ketog Semprong" yang artinya berkumpul bersama dalam kegembiraan dan persaudaraan, nyikiang rasa, sagilik-saguluk, salunglung-sabayantaka, paras-paros sarpanaya. Yang bertujuan juga untuk memacu kreatifitas pemuda untuk melestarikan, hingga mengembangkan seni, adat dan budaya di Tabanan.(BB)