Klungkung Cegah Konflik Sosial

  21 Juni 2016 PERISTIWA Klungkung

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Permasalahan adat atau konflik sosial marak terjadi dan berkembang di masyarakat. Demikian halnya maraknya ancaman radikalisme di sejumlah daerah yang diiringi teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu kepada masyarakat.

 

Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat terus berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya konflik sosial. Salah satunya dengan  menggelar Rapat Sosialisasi Penanganan Konflik Sosial di Ruang Rapat Praja Mandala, Selasa (21/6/2016).  

 

Sosialisasi yang sesuai amanat UU No.7/2012 itu dihadiri Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Kepala Badan Kesbanglinmas Wayan Sumarta, Dandim 1610 Klungkung Letkol Inf Fransiscus Ari Susetio, camat, Majelis Madya Desa Pakraman, perbekel, lurah, serta bendesa se-Klungkung daratan.

 

Sumarta menyampaikan tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait pencegahan konflik sosial dan meningkatkan kerjasama dengan aparat keamanan khususnya TNI dan kepolisian. Di samping itu juga untuk membentuk tim terpadu penanganan konflik sosial di tingkat Desa. Pihaknya berharap agar adanya koordinasi dan keterpaduan tokoh di masyarakat.

 

Sementara itu, Bupati Suwirta menekankan bahwa peningkatan keamanan di masyarakat harus terus ditingkatkan. “Terjadinya konflik memerlukan perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh, terpadu dan berkelanjutan dari seluruh komponen,” jelasnya. Sosialisasi ini sangat penting dan strategis terkait dengan penanganan konflik sosial dan rencana aksi yang optimal dalam penanganan konflik sosial.

 

Suwirta mengajak para perbekel dan bendesa untuk bersama-sama kembali menggaungkan dan mengimplementasikan program aksi Pemkab Klungkung “Gema Santi” di tingkat desa. Di mana melalui gerakan santun diharapkan semua perbekel dan bendesa bisa mengajak lapisan masyarakat berperilaku santun sehingga terjadinya konflik sosial dimasyarakat bisa dikurangi. ”Mari kita lepaskan semua ego kita, dan harga diri kita, untuk bisa berbaur dengan masyarakat”, jelasnya

Dalam penanganan kasus konflik sosial yang ada di masyarakat Dandim 1610 Klungkung Letkol Inf Fransiscus Ari Susetio mengatakan bahwa tradisi ngelawar yang ada di masyarakat perlu untuk dipahami, karena pada prinsipnya secara filosofi lawar itu merupakan cerminan kebhinekaan kita.

 

“Dalam lawar itu ada beberapa komponen yang akhirnya bila dijadikan satu menjadi rasa yang enak,” ujar Dandim kepada para perbekel dan bendesa serta lurah yang hadir. “Dengan kebhinekaan bila sudah bersatu padu pasti akan mendapatkan hasil yang bagus,” jelas Dandim Ari Susetio (bb)